iklan Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho saat menunjukkan lokasi temuan arung. (Fisca Tanjung/JawaPos.com)
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho saat menunjukkan lokasi temuan arung. (Fisca Tanjung/JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO,  Temuan di lokasi proyek Tol Malang-Pandaan (Mapan) tak hanya situs purbakala yang diduga peninggalan era sebelum Kerajaan Majapahit. Ada pula temuan dua arung atau saluran air bawah tanah di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Diduga, arung tersebut dulunya sempat digunakan para raja untuk melarikan diri pada zaman dulu.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, arung ditemukan di kawasan Timur dan Selatan dari temuan awal situs purbakala. Sekitar 70 meter jaraknya dari temuan awal di proyek konstruksi Jalan Tol Mapan, ujar Wicaksono, Senin (18/3).

Arung tersebut mempunyai ketinggian lubang lebih dari 1 meter. Namun posisi arung saat ini sudah tertimbun tanah dan hanya menyisakan sedikit lubang. Sebelum pengerjaan tol, (arung) terlihat jelas. Sudah kami sampaikan ke Jasa Marga untuk jadi pertimbangan (meneruskan proyek), jelas Wicaksono.

Ada beberapa interpretasi terkait pembuatan arung pada zaman dahulu. Yakni, arung tidak hanya berfungsi sebagai saluran air. Melainkan juga sebagai jalan. Beberapa arung sengaja dibuat semacam terowongan, berfungsi sebagai aliran air. Tapi juga dimungkinkan sebagai jalan, terang Wicaksono.

Di beberapa daerah juga ditemukan arung berupa terowongan bawah tanah. Ada yang memang untuk jalan saluran air, tapi ada pula yang sengaja buatan. Yang masuk cagar budaya itu yang buatan, dilihat dari pahatannya, ujar Wicaksono.

Salah satunya seperti yang ditemukan di daerah Banyuwangi, Jombang, dan Kediri. Namun, Wicaksono belum memastikan apakah arung yang ditemukan di Desa Sekarpuro merupakan saluran air atau merupakan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk melarikan diri para raja pada zaman dulu. Dari situ ditarik apakah di zaman itu untuk melarikan diri. Apakah arung untuk itu, kami tidak tahu, ucap Wicaksono.

Editor : Sofyan Cahyono

Reporter : Fiska Tanjung


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images