iklan Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. BNPB menduga ada korelasi yang nyata antara perubahan fungsi Pegunungan Cyclop di Jayapura, Papua. (Dok.JawaPos.com)
Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. BNPB menduga ada korelasi yang nyata antara perubahan fungsi Pegunungan Cyclop di Jayapura, Papua. (Dok.JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO, Banjir bandang yang terjadi di Sentani, Jayapura, Papua disinyalir adalah akibat ulah tangan manusia. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Dia menuturkan, pegunungan Cycloop yang semula merupakan cagar alam, kini berubah menjadi lokasi tempat tinggal 43.030 orang atau 753 kepala keluarga sejak 2003.

Penebangan pohon untuk membuka perumahan dan kebutuhan kayu juga marak terjadi seluas 2.415 hektare. Ada juga tambang galian (tipe) C, ujar Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (18/3).

Menurutnya, wilayah Sentani diguyur hujan ekstrem sebanyak 248,5 milimeter selama tujuh hari berturut-turut sebelum banjir menerjang. Curah ekstrem demikian setara dengan satu bulan hujan dalam keadaan normal.

Hujan yang sangat intensif itu menyebabkan debit air semakin mengikis bebatuan di hulu sungai kawasan Gunung Cycloop yang bersifat remah atau mudah erosi. Saat itu, longsor terjadi hingga menutup aliran sungai, bahkan menerjang kawasan di sekitarnya, termasuk area permukiman.

Diketahui, banjir bandang itu menerjang sembilan kelurahan dengan tiga kelurahan yang mengalami kerusakan parah adalah Dobonsolo, Doyo Baru dan Hinekombe. Kesembilan kelurahan yang terdampak adalah Kelurahan Dobonsolo, Hinekombe, Hobong, Ifale, Ifar Besar, Keheran, Sentani Kota, Sereh, dan Yobhe.

Hingga Senin (18/3) sore, banjir telah menyebabkan 79 orang tewas dan 43 orang hilang. Selain itu, rumah rusak berat berjumlah 350 unit dan rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani 211 unit. Sejumlah fasilitas umum juga mengalami rusak berat, yaitu sekolah delapan unit, tempat ibadah tiga unit, drainase tiga unit, dan jembatan tiga unit.

Editor : Imam Solehudin

Reporter : Yesika Dinta


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images