KABUPATEN Kerinci memiliki alam yang menakjubkan. Puluhan air terjun mengalir di kawasan berhawa sejuk ini. Salah satunya air Terjun Pancaro Rayo, wisata alam yang bisa memanjakan mata
IRVA GUSNADI, Kerinci
AIR terjun ini berjarak 15 KM dari pusat Kota Sungai Penuh tepatnya di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau. Dengan berjalan kaki selama 2,5 jam dari Desa Pulau Tengah, kita sudah bisa merasakan percikan embun di bawah pancuran setinggi 150 meter, hujan embun yang tercipta akibat ketinggiannya, serta kolam pemandian alam yang unik dan menarik.
Bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah Kerinci terdapat 2 rute untuk dapat sampai ke lokasi air terjun ini, yakni dari Jambi dan Padang. Apabila dari kota Jambi, para pengunjung dapat menyewa travel yang melayani jurusan Jambi ke Kota Sungai Penuh. Untuk biaya nya sendiri yakni Rp 140.000, dengan menggunakan travel yang nyaman dan on time. Waktu perjalanan yang kan ditempuh kurang lebih 8 jam perjalanan, dengan catatan perjalanan yang lancar.
Sedangkan apabila dari arah kota Padang Sumatera Barat, maka akan menempuh perjalanan yang relative lebih singkat yakni berkisar antara 6-7 jam perjalanan menggunakan jasa travel dengan rute Padang menuju Sungai Penuh.
Setelah menempuh perjalanan tersebut, pengunjung tidak lantas bisa langsung menikmati keidahan air terjun Pancaro Rayo. Karena sesampainya di lokasi pemberhentian Travel, para pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki atau trekking untuk sampai ke lokasi. Medan yang dilalui pun tidak begitu mudah, karena para pengunjung harus melalui jalan yang terbuat dari tanah kuning atau tanah liat dengan semak-semak di kiri dan kanan jalan. Sebelum melanjutkan perjalanan, para pengunjung diwajibkan untuk membayar tiket masuk sebesar Rp.5000/orang.
Selain harus melalui tanah dan semak, para pengunjung juga harus menyebrangi beberapa sungai. Kurang lebih 100 meter sebelum sampai ke lokasi, para pengunjung akan menemui sebuah selter dan di selter tersebut para pengunjung sudah dapat melihat dari kejauhan keindahan air terjun Pancaro Rayo. Maka setelah perjalanan panjang kurang lebih 2 jam perjalanan, maka para pengunjung sudah dapat menikmati keeksotikan air terjun Pancaro Rayo.
Jadi, wisata air terjun Pancaro Roya ini sangatlah cocok bagi para wisatawan yang memang memiliki hobby berpetualang, khusus nya petualangan alam, trekking dan pedakian.
Noval, salah seorang warga Pulau Tengah mengatakan, bagi para wisatawan atau pengunjung yang hobi berpetualang, perjalanan menuju ke Air Terjun Pancuran Rayo ini akan terasa sangat seru dan menyenangkan.
Walaupun harus melewati medan yang cukup sulit, wisatawan akan dimanjakan dengan panorama alam hutan dan perbukitan yang masih alami. Udara sejuk bebas dari polusi pun senantiasa akan menemani perjalanan.
"Usai mengarungi perjalanan yang melelahkan, wisatawan akan disuguhkan dengan sebuah air terjun spektakuler lengkap beserta suara deru air yang jatuh dari atas. Layaknya surga yang tersembunyi, keberadaan Air Terjun Pancuran Rayo ini akan mengundang decak kagum bagi siapa saja yang berkunjung," kata Noval.
Menurut Noval, selain Air Terjun Pancuran Rayo, sebenarnya di atas masih ada air terjun lain yang berlokasi tak jauh dari Air Terjun Pancuran Rayo. Air terjun tersebut bernama Air Terjun Pancuran Gading. Namun medan yang lebih sulit dilalui membuat wisatawan enggan mengunjunginya. "Air terjun pancuran Gading, hampir sama dengan Pancuran Rayo, hanya tinggi dari air terjun lah yang membedakan keduanya," sebutnya.
Di bawah air terjun, terdapat sebuah kolam alami yang bisa digunakan wisatawan mandi atau bermain air. Airnya pun sangat dingin, jernih dan bersih sangat cocok untuk merelaksasi diri melepas penat yang didapat dari perjalanan panjang. "Disekitar kolam bisa dijumpai bebatuan besar, yang semakin mempercantik panorama air terjun," jelasnya.
Keindahan dari Air Terjun Pancuran Rayo, lanjut Edi, sangat layak untuk dinikmati, apalagi keunikan serta tinggi air terjun yang mungkin menjadi salah satu air terjun tertinggi di Indonesia.
"Sayangnya, pemerintah masih terkesan tak memperdulikan keberadaan air terjun ini. Padahal, jika dikelola dengan baik bukan tak mungkin tempat ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jambi," ungkapnya.
Namun dibalik keindahan Air terjun pulau tenggah tersebut, terdapat cerita mistis. Seperti diceritakan tokoh masyarakat Pulau Tengah, Sofyan Mukhtar, bahwa pada zaman penjajahan Belanda dulu, ada seorang pemuda yang bernama Sultan Malik yang tinggal di air terjun itu selama 43 tahun.
Dulunya, ia pernah mencerita kan bahawa air terjun itu punya pintu ajaib, tapi kita sulit untuk masuk ke dalam karna airnya yang sangat kuat, begitu juga angin, sehingga sulit kita untuk masuk ke dalam. "Dikabar kan, di bawah air terjun itu ada lobang di bawah itu, dan ada emas sampai sekarang nggak ada yang sanggup mengambilnya," cerita Sofyan, warga Pulau Tengah.
Dijelaskannya, di tempat air terjun tersebut pada 5 ribu tahun yang lalu, air terjun pulau tengah itu sebenar nya tempat pemandian 7 Bidadari. Sampai sekarang, tempat itu masih ditemukan sosok wanita cantik berbaju merah, dan sering orang tersesat di sana. "Karena terlena dengan keindahan bidadari, yang semakin kita dekati, ia semakin menjauh," ungkapnya.
Pada tahun 1980 pernah seseorang menemukan kain selendang bidadari tingal di atas batu besar di bawah air terjun itu dulu, dan di sebelah kiri itu ada bunga mawar hitam, apa bila kita bawa pulang bunga itu berubah menjadi daun kering. "Tapi skarang bunga itu sudah tidak ada lagi," bebernya. (*)