JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Alquds Volunteer Indonesia berhasil membawa seorag dai cilik dari Gaza Palestina untuk berdakwa dan memotivasi anak-anak di SD Islam Al Falah Jambi. Seperti apa perjuangannya sampai di Jambi?
AZUL SUMAYATI, Kota Jambi
Sambutan hangat menyambut kedatangan rombongan Alquds Volunteer Indonesia di Yayasan Pendidikan Al Falah Jambi, Rabu kemarin (20/3).
Di antara kerumunan rombongan yang datang, tampak seorang anak kecil memakai pakaian serba putih dan syal berwarna bendera Palestina. Dia adalah Nidal M Y Eldaia, dai cilik dari Gaza Palestina.
Rasa haru dan antusiasme begitu ditunjukkan oleh siswa-siswi SD Islam Alfalah Jambi. Mereka begitu senang dengan kedatangan rombongan Alquds Volunteer Indonesia dan dai cilik Gaza yang sudah dari Januari dinantikan.
Kehadiran rombongan Alquds Volunteer Indonesia tak lain dalam misi memotivasi anak-anak Indonesia khususnya. Bagaimana agar anak-anak Alfalah menghargai apa yang mereka miliki sekarang. Betapa tidak, Indonesia sebagai negara merdeka memberika rasa nyaman serta masa depan yang cerah bagi anak-anak.
Hal ini berbeda jauh dengan kondisi di Palestina. Meski memakai bahasa Arab, Nidal M Y Eldaia, Dai Cilik Gaza ini mampu membawa rasa haru ke anak-anak yang menyaksikannya berdakwah.
Selain memutarkan video kondisi anak-anak di Palestina, Nidal M Y Eldaia juga bercerita tentang pengalamannya di Indonesia, tentang keluarganya, serta tentang keadaan di Palestina. Anak-anak pun begitu antusias menanyakan berbagai hal kepada Nidal.
"Keadaan di Palestina berbeda dengan Indonesia. Bahkan, anak-anaknya pun berjuang agar bisa hidup," terangnya.
Dia begitu bersyukur bisa datang ke Indonesia. Apalagi, dia sering mendengar cerita dari orang tuanya bahwa Indonesia adalah negara merdeka yang memberikan kenyamanan terutama bagi anak-anak.
"Tidak mudah untuk masuk Indonesia," tandasnya.
Berbagai tantangan harus dihadapi Nidal. Apalagi, untuk keluar Gaza perlu kesabaran. Tak mudah bisa sampai ke perbatasan hingga sampai ke Indonesia. Taruhannya masa depan Nidal sendiri.
Di Gaza, penjagaannya begitu ketat. Alquds Volunteer Indonesia harus ekstra hati-hati mengeluarkan para Dai cilik ini dari Gaza. Jika dipaksakan, taruhannya Nidal tak kan bisa lagi kembali ke Gaza.
"Itu artinya tidak bisa lagi bertemu keluarga dan orang tua," jelasnya.
Dalam berdakwah, Nidal didampingi penerjemah yakni Deni Syahid yang merupakan Presiden Alquds Volunteer Indonesia.
Dikatakannya, tak mudah membawa Dai berbakat Gaza menuju Indonesia. Ada dua Dai yang biasa dibawa ke Indonesia. Bahkan, dijadwalkan yang ke Indonesia itu Abdul Rahim Wael. Akan tetapi, dikarenakan tidak bisa keluar dari Gaza, Nidal lah yang menggantikan karena Nidal terlebih dahulu berada di Indonesia.
Alquds Volunteer Indonesia terus berkeliling ke berbagai Provinsi di Indonesia, dalam misinya memotivasi anak-anak Indonesia. Bagaimana agar anak-anak Indonesia melihat kondisi yang terjadi di Palestina, serta menghargai apa yang dimiliki saat ini.
Selain itu, ini juga menjadi salah satu pendidikan usia dini. Mengenalkan anak-anak agar lebih peduli dengan kondisi orang lain. Terutama menumbuhkan rasa kemanusiaan yang besar khususnya kepada saudara di Palestina.
Hj. Musnely, Kepala SD Islam Alfalah Jambi merasa haru dan bangga telah menjadi salah satu agenda kunjungan Dai cilik dari Gaza ini. Apalagi, siswa sangat antusias bertanya dan ingin tahu keadaan di Palestina tersebut.
"Tentunya ini sebagai motivasi bagaimana beratnya kondisi di Palestina," katanya.
Dalam kesempatan itu, Yayasan Jami Alfalah Jambi memberikan sumbangan untuk Gaza. (*)