iklan

JAMBIUPDATE.CO, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump seperti tuli. Kritik dari para pemimpin dunia tidak dipedulikannya. Pada Senin (25/3), suami Melania itu tetap menandatangani pernyataan bahwa AS secara resmi mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah kedaulatan Israel.

Padahal, PBB dan negara-negara lain di dunia menganggap Israel melanggar hukum internasional karena mencaplok Golan dari Syria pada 1967.

'Pernyataan Anda datang pada saat yang tepat ketika Golan kini menjadi wilayah yang lebih penting daripada sebelumnya bagi keamanan kami,' ujar Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menghadiri acara tersebut.

Dulu AS satu suara dengan PBB. Namun, sejak Trump menjadi presiden, AS berpihak kepada Israel. Pengakuan Trump tersebut membuat Syria dan negara-negara Arab berang.

Bagi Syria, itulah serangan terang-terangan pada kedaulatan mereka. Negara yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad tersebut berjanji merebut kembali Dataran Tinggi Golan apa pun risikonya.

Di pihak lain, Israel juga menegaskan tidak akan menyerah kepada Syria. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Qatar, Lebanon, dan Kuwait ikut mengkritik langkah Trump. Begitu pun Iran.

Mereka menyatakan bahwa tindakan Trump justru menjadi penghalang bagi perdamaian. 'Itu akan memberikan efek negatif yang signifikan pada proses perdamaian di Timur Tengah serta keamanan dan stabilitas regional.' Bunyi pernyataan Arab Saudi sebagaimana dilansir kantor berita SPA.

Hal senada dilontarkan Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA. Mereka menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas regional tidak bakal terwujud jika pendudukan Israel di tanah Arab dan Palestina terus berlangsung.

Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan, tindakan Trump tidak bisa terbayangkan. Bagaimana bisa orang di AS memberikan tanah yang bukan miliknya kepada Israel.

Jubir PBB Stephane Dujarric menuturkan, pernyataan Trump tidak mengubah status Dataran Tinggi Golan. (sha/c14/dos)


Sumber: jpnn.com

Berita Terkait



add images