iklan Tersangka penerima suap Bowo Sidik Pangarso keluar dari Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (28/3). (Fedrik Tarigan)
Tersangka penerima suap Bowo Sidik Pangarso keluar dari Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (28/3). (Fedrik Tarigan)

JAMBIUPDATE.CO, Partai Golkar dinilai sedang diuji lantaran salah satu kadernya, Bowo Sidik Pangarso dicokok KPK dalam operasi tangkap tangan kasus suap. Namun, peristiwa ini dinilai tak akan membuat Golkar jeblok di Pemilu Legislatif 2019.

Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan penangkapan atas Bowo memang jadi pukulan untuk Golkar. Usai Idrus Marham, Golkar kembali menerima kenyataan dengan kasus Bowo.

Adi melihat Golkar tetap sebagai partai besar dan mengakar dengan mesin politik yang solid. Keunggulan lain dari partai ini memiliki pemilih tradisional yang loyal.

Biasanya ini modal utama Golkar dalam menghadapi badai politik yang kerap dihadapi. Kasus Bowo ini ujian nyata, jelas Adi di Jakarta, Jumat 29 Maret 2019.

Dia meyakini dengan pengalamannya, Golkar akan tetap moncer di Pileg 2019. Setidaknya, minimal posisi dua besar masih bisa diraih partai pimpinan Airlangga Hartarto itu. Kesolidan kader akar rumput dan kinerja para caleg saat ini harus dijaga elite pengurus Golkar.

Golkar masih bisa moncer di pileg. Tapi, harus cepat bergerak untuk kesolidan karena pencoblosan tinggal hitungan hari, tutur Adi.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Ia memprediksi Golkar akan tetap berada di barisan partai atas di Pileg 2019.

Jadi kasus Bowo Sidik bagi Golkar biasa-biasa saja. Golkar masih tetap kuat. Masih akan bisa bertahan setidaknya dua atau tiga besar. Sekarang kader dan caleg Golkar harus kerja keras intinya, pungkas Ujang.

Editor : Imam Solehudin

Reporter : Igman Ibrahim


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images