iklan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 10 Batam Heni Aprianie. (Bobi Bani/JawaPos.com)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 10 Batam Heni Aprianie. (Bobi Bani/JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO,  Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sesi pertama di SMAN 10 Kota Batam berjalan lancar. 39 Siswa berhasil menyelesaikan ujian Bahasa Indonesia tanpa kendala berarti.

Kondisi tersebut sangat disyukuri Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 10 Batam Heni Aprianie. Sebab lancarnya pelaksanaan UNBK sesi pertama tidak didapat dengan mudah. Pihak sekolah harus menunggu hingga detik-detik terakhir sampai persiapan UNBK berjalan maksimal. Terutama menyangkut koneksi internet yang menjadi syarat utama pelaksanaan UNBK.

Dalam dua kali simulasi UNBK sebelumnya, jaringan internet menjadi kendala utama sekolah yang terletak di di Kecamatan Galang tersebut. Kondisi ini memaksa Heni bolak-balik melaporkan masalah kepada penyedia server.

Dalam simulasi, kami terganggu sinyal. Kami terus koordinasi dan mereka (penyedia server) juga. Alhamdulilah, mereka menanggapi dengan baik. Sampai Sabtu (30/3), ada petugas yang masih memasang alat untuk sekolah kami, kata Heni ketika ditemui di SMAN 10 Batam, Senin (1/4).

Sebelumnya, SMAN 10 Batam sudah mendapatkan tantangan dengan wafatnya sang kepala sekolah Rofiuddin pada Oktober 2018. Seluruh guru sangat terpukul dan sempat berhenti memikirkan menggelar UNBK.

Bahkan sekitar sebulan sebelum Rofiuddin meninggal, pihak sekolah sudah tidak fokus lagi. Karena memang segala kebijakan yang akan dibuat harus tertunda. Menunggu kondisi Rofiuddin kembali pulih.

Kami tidak bisa berjalan juga. Karena memang keputusan belum bisa diambil. Ternyata beliau (Rofiuddin) meninggal. Semuanya jadi kacau, ungkap perempuan dengan tahi lalat di pipi kanan itu.

Hingga akhirnya Dinas Pendidikan (Dispendik) Kepulauan Riau (Kepri) memberikan arahan. Heni diminta untuk menjadi Plt Kepala SMAN 10 Batam. Dia pun memilih untuk melanjutkan perjuangan yang telah direncanakan Rofiuddin.

Dalam prosesnya, SMAN 10 Batam harus mempersiapkan segala kebutuhan menggelar UNBK dengan waktu yang tergolong singkat. Karena memang persiapan mengalami perlambatan dengan kondisi internal sekolah yang masih berkabung.

Namun dengan dukungan semua pihak utamanya semua guru di sekolah, membuat upaya untuk menghadirkan UNBK pertama bisa terus dilakukan. Kami ini modal nekat. Memang dari awal, kami sudah punya keinginan mencoba. Kami coba tantang diri kami, tegas Heni.

Dengan segala keterbatasan yang ada, pihak sekolah bisa menghadirkan satu ruang ujian UNBK dengan 39 unit komputer. Pengadaan komputer berkat bantuan dari Dispendik Kepri sebanyak 15 unit. Kemudian 15 unit komputer milik sekolah juga dioptimalkan. Sisanya merupakan hasil koordinasi dengan orang tua siswa.

Heni mengaku tidak mematok target muluk-muluk dalam UNBK. Dapat berhasil melewati nilai minimal rata-rata yang ditentukan pusat, sudah menjadi hasil yang menggembirakan buat mereka.

Kami tidak berani menargetkan tinggi. Karena memang tantangan kami di sini berbeda. Kami masih berusaha untuk mengajak anak-anak untuk terus meningkatkan semangat belajar. Rata-rata di atas lima sudah cukup, tutur Heni.

Untuk diketahui, UNBK di SMAN 10 Batam diikuti 100 siswa. Mereka terbagi dalam dua jurusan. IPA sebanyak 27 siswa dan IPS sebanyak 73 siswa.

Salah satu siswa Muhammad Rizki mengaku sudah mempersiapkan diri dari beberapa hari sebelumnya. Ia juga bisa mengerjakan ujian di sesi pertama dengan lancar. Meskipun hasilnya belum diketahui.

Editor : Sofyan Cahyono

Reporter : Bobi Bani


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait