iklan Kompleks makam Bathoro Katong di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Foto : JPG
Kompleks makam Bathoro Katong di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Foto : JPG

JAMBIUPDATE.CO, PONOROGO - Seiring kian dekatnya Pemilu 2019, ternyata bukan hanya masyarakat yang bertubi-tubi didatangi para calon anggota legislatif (para caleg). Sebab, kuburan yang anggap keramat pun jadi tempat para calon wakil rakyat meminta pertolongan. 

Salah satu kuburan yang kerap didatangi politikus adalah kompleks makam Bathoro Katong di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Sunardi yang menjadi juru kunci makam para pemimpin Bumi Reog mengaku sudah hafal wajah-wajah politikus yang kerap datang jelang momen-momen tertentu.

Menjadi juru kunci selama puluhan tahun membuat Sunadri paham betul maksud peziarah, termasuk jelang pemilu. Selalu meningkat ketika menjelang Ramadan atau momentum seperti sekarang ini (jelang pemilu), ujarnya seperti diberitakan Radar Madiun (Jawa Pos Group).  

Makam Bathoro Kathong merupakan salah satu kompleks kuburan tua di Ponorogo. Di dalamnya adalah makam para leluhur yang pernah memimpin Ponorogo. 

Warga setempat kerap menziarahi kompleks permakaman itu. Ada yang dari luar daerah juga, tuturnya. 

Sunardi menjelaskan, beberapa peziarah yang mengunjungi kompleks makam Bethoro Katong adalah tokoh-tokoh kondang di Ponorogo. Ada pula caleg dari luar daerah. 

Namun, Sunardi enggan menyebutkan nama-nama caleg yang menziarahi kompleks makam Bathoro Katong. Tidak perlu disebut namanya, rata-rata datang berombongan," ungkapnya.

Umumnya, lanjut Sunardi, peziarah makam Bathoro Katong didampingi penasihat spiritual yang memimpin doa berjemaah. Sesekali ada juga yang meminta tolong ke juru kunci. 

Prinsipnya kami tidak melarang maupun membatasi. Siapa pun boleh ziarah di makam ini, imbuh Sunardi.

Pengamat politik Universitas Merdeka (Unmer) Madiun Mudji Rahardjo menduga banyaknya caleg yang sambat di makam keramat tak terlepas dari persaingan yang begitu keras dan tingginya biaya politik. Kondisi ini memang erat kaitannya dengan cost atau biaya politik yang memang cukup tinggi di Indonesia, ulas Muji. 

Kondisi itu mendorong caleg yang berpikiran pendek menempuh cara-cara tak rasional, termasuk meminta bantuan dukun. Jadi sepanjang sistem ini tidak berubah, siapa pun berpeluang bertindak tidak rasional demi mencapai tujuan politiknya, tuturnya.(naz/sat/jpg)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images