iklan Seorang pemburu badak yang suka mencari culanya diinjak gajah hingga mati (AFP)
Seorang pemburu badak yang suka mencari culanya diinjak gajah hingga mati (AFP)

JAMBIUPDATE.CO, Seorang pemburu badak diinjak mati seekor gajah dan jasadnya dilahap seekor singa di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, akhir pekan lalu.

Pemburu badak ilegal di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan kembali benasib naas. Setelah kasus serupa terjadi di 2018 lalu, kini seorang pemburu lainnya juga dimakan singa.

Hanya terngkoraknya yang ditemukan. Sisa tubuh lainnya tidak ditemukan di TKP. Kemungkinan dimakan seekor singa, kata Isaac Phaahla, Juru Bicara Taman Nasional Kruger, Senin (08/04).

Brigadir Polisi Leonard Hlathi mengatakan, tiga pemburu lainnya telah ditangkap bersama dengan dua buah senapan berburu. Saat mereka sedang berburu, tiba-tiba seekor gajah menyerang salah satu dari mereka, lanjut Hlathi.

Tiga kawanan pemburu ini kemudian sengaja membawa jasad rekannya ke tepi jalan besar agar bisa ditemukan oleh orang yang lewat di pagi hari.

Tengkorak korban baru ditemukan pada hari Kamis, yakni dua hari setelah operasi pencarian jasad korban dimulai. Operasi pencarian dilakukan lewat pantauan udara, juga tentunya dari darat oleh jagawana Taman Nasional Kruger, dengan bantuan dari tiga tersangka lainnya.

Keluarga korban bersyukur karena tengkorak korban ditemukan dan mereka akan menguburnya. Setidaknya mereka tahu apa yang telah terjadi, tambah Phaahla.

Ketiga tersangka lainnya berusia antara 26 dan 35 tahun. Mereka akan diajukan ke sidang pengadilan pada 12 April mendatang.

Permintaan akan cula badak telah menempatkan Afrika Selatan sebagai pusat perburuan dan perdagangan cula badak.

Afrika Selatan adalah rumah bagi 80 persen populasi badak dunia, dan perburuan liar terkonsentrasi di Taman Nasional Kruger. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Afrika Selatan, tercatat sebanyak 769 badak diburu pada tahun 2018. Ada lebih dari 7.100 satwa terbunuh dalam satu dekade terakhir.

Seberapa parah perburuan badak?

Tahun 2018 lalu, Menteri Lingkungan Hidup Afrika Selatan, Nomvula Mokonyane dalam sebuah pernyataan membenarkan bahwa angka perburuan badak secara ilegal menurun.

Dari 1.028 badak yang terbunuh di tahun 2017, angka ini merosot ke 769 selama tahun 2018. Sementara perburuan badak menurun dari 504 di tahun 2017, menjadi 421 di tahun 2018.

Dia menambahkan tahun 2018 lalu adalah pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, angka kematian badak akibat perburuan ilegal menurun di bawah 1.000 ekor. Kebanyakan badak diburu di Taman Nasional Kruger, yang juga adalah taman wisata safari.

Melawan perburuan badak adalah prioritas nasional kami, jelas Mokonyane. Dia juga berjanji seluruh jajarannya akan berkerja sebaik mungkin untuk memastikan kelestarian satwa ikonik ini.

Sepanjang 2018 terdapat sebanyak 365 pemburu badak yang tertangkap dan 36 orang lainnya yang berperan sebagai penjual cula badak.

Sementara sebanyak 318 kasus perburuan badak lainnya, ditangani pengadilan di seluruh penjuru Afrika Selatan.

Sebuah data dari Traffic, organisasi yang mengawasi perdagangan satwa liar menunjukkan angka kematian badak meningkat secara tajam dalam 10 tahun terakhir. Tahun 2007 hanya ditemukan sebanyak 13 ekor badak mati, sementara tahun 2014, ditemukan 1.215 ekor badak mati.

Badak diburu karena culanya. Cula badak banyak mengandung keratin, yang juga bisa ditemukan dalam jumlah banyak di kuku manusia. Permintaan akan cula badak kebanyakan datang dari Cina dan Vietnam.

Di sana, cula badak dipercaya memiliki manfaat medis, antara lain penyembuh kanker dan penguat gairah seksual. Cula badak juga dianggap sebagai simbol status sosial di masyarakat.

Traffic juga mengungkap, para oknum pedagang cula badak asal Cina di Afrika Selatan biasa menyelundupkan cula badak sudah dalam bentuk manik-manik, gelang dan bubuk. Masyarakat kalangan menengah ke atas adalah target pasar mereka.

Editor : Dyah Ratna Meta Novia

Reporter : Ed.: ga/ml (dpa,afp)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images