iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO - Viral di media sosial. Kecelakaan satu keluarga mengendarai sepeda motor bertabrakan dengan truk bermuatan pasir di Sematang Borang, Sabtu sore, (15/4).

Video tersebut mengundang banyak perhatian, karena ada dua balita yang terlihat tergeletak di jalan, kepalanya berdarah. Kedua orang tuanya juga parah, ayah dan ibu kedua balita juga bersimbah darah.

Netizen mengira satu keluarga itu tak tertolong karena kondisi tabrakan dengan truk dalam kecepatan tinggi itu terjadi sangat fatal. 

Namun saat SUMEKS.CO menelusuri video itu dan datang ke TKP dan rumah korban,  ternyata hanya si ibu, bernama Titin (29) yang meninggal.

Ketika dijumpai di rumahnya, ibu almarhum Titin, Maryani terlihat sangat berduka.

Namun ia tetap bersyukur karena kedua cucu dan menantunya, Hasan selamat.

Karena anaknya Titin meninggal, Maryani berniat mengasuh kedua cucunya itu.

 Yo dak katik lagi ibunyo kasihan, cetus Maryani sambil menahan tangis.

Menurut nenek Maryani, menantunya Hasan dan anaknya Titin ada rencana ke rumahnya sore itu, namun saat melintas di Jl Sematang Borang, musibah menimpa keluarga ini.

Motor yang dikendarai Hasan bertabrakan keras adu kambing dengan truk bermuatan pasir yang melaju kencang.

Hasan, Titin dan kedua balitanya terpental. Insiden ini sempat terekam lewat kamera handphone warga dan tersebar luas di media sosial  dan viral.

Banyak yang menyayangkan beredarnya video ini. Tapi berkat video inilah warga banyak juga yang bersimpati. Ingin membantu, tapi sayang tak tahu dimana alamat korban.

Kondisinya juga parah. Kaki kirinya harus di perban.  Tak bisa jalan. Hanya terbaring di tempat tidur. Itu pun posisinya di ruang tamu.

Atas kondisi Zamzam yang masih sakit, Maryani berniat mengambil Anisa untuk dirawat. Zamzam pun setuju. Siang tadi Anisa langsung dibawa Maryani ke rumahnya di Kenten Laut.

Anisa terlihat masih sedih. Menangis. Terus memanggil ibunya. Kesedihan Anisa ini juga dirasakan semua keluarga yang berkumpul. 

Ayah Hasan, Zamzam hanya berpesan agar santunan Jasa Raharja segera diurus. Karena Hasan masih sakit dan butuh biaya banyak, juga anaknya.

Kito berharap Hasan dan anak-anaknya cepat dapat santunan, cetus Zamzam yang hanya meringis saat seorang kerabat membuka balutan di kakinya untuk mengganti perban.

SUMEKS.CO pun pamit, Anisa langsung dibawa ke rumah nenek Maryani di Kenten Laut. Perjalanan dari Tanjung Api-api menggunakan sepeda motor.

Konvoi bersama teman-teman Hasan yang ikut melayat dan prihatin atas kondisi sahabatnya itu.

Menurut Maulana, Hasan saat kerja di air minum isi ulang Arya Kenten sudah menunjukkan tanda-tanda firasat.

Terlihat banyak melamun, dan kalau ditanya jawabannya selalu singkat, ujar Maulana. (jul) 


Sumber: www.sumeks.co

Berita Terkait



add images