iklan Ilustrasi /dok.
Ilustrasi /dok.

JAMBIUPDATE.CO, BATANGHARI - Budidaya ikan air tawar di Batanghari atau yang biasa dikenal dengan Keramba Jaring Apung (KJA) terus mengalami penurunan. Berkurangnya jumlah petani budidaya ikan air tawar ini di sepanjang daerah aliran Sungai Batanghari.

Budidaya KJA sangat jarang ditemui sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Bahkan menurutnya tidak sedikit jumlah petani atau pelaku usaha yang perlahan mulai menghentikan aktivitas tersebut," kata Kabid Produksi Perikanan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Batanghari, Syofyan.

Syofyan menyebutkan KJA ikan air tawar jenis patin dan nila hanya tersisa di Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian. Sementara budi daya ikan kolam, jenis ikan patin, hanya berada di Kecamatan Pemayung dan Muara Bulian dengan jumlanya 1.200 kolam.

Penurunan jumlah petani KJA ikan air tawar akibat buruknya kualitas air Sungai Batanghari. Dugaan air sungai terpanjang di Sumatra ini tercemar dengan zat-zat bahan kimia, hingga berdampak terhadap hasil produksi ikan.

"Produksi ikan kurang maksimal, tidak sedikit ikan di keramba apung mati dan membuat para petani terus mengalami kerugian. Akhirnya petani memilih meninggalkan profesi ini," ujarnya. (rza)


Berita Terkait



add images