JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Kulit bawang putih banyak dibuang oleh pedagang. Tidak bagi siswa SMA Titian Teras Jambi. Mereka memanfaatkan kulit bawang putih dijadikan kertas poto. Bahkan meraih dua medali emas pada ajang IYSIE di Malaysia.
FATHUL MUBARAK
AHMAD Ivka Raehan, Alwahidil Zuhri, Amila Nuskiya, Asyah Putri dan Yuman Satriadi, menjadi yang terbaik pada ajang Internasional Young Inventore dan Exhibition (IYSIE) di Malaysia.
Ke lima siswa itu kelas 3 jurusan MIPA SMA Titian Teras Jambi. Mereka mempresentasikan karya penelitian kulit bawang putih dijadikan kertas poto. Ada 10 Negara, 600 peserta yang mengikuti event Internasional itu.
Tercertusnya ide memanfaatkan kulit bawang putih dijadikan kertas poto, ketika Ahmad Ivka Raehan melihat banyaknya limbah kulit bawang putih yang tidak dimanfaatkan di Pasar Angso Duo.
Kami diajak Mama ke Pasar Angso Duo, kami lihat banyak kulit bawang putih yang dibuang. Itulah kami manfaatkan untuk dijadikan bahan penelitian, akunya kepada jambiupdate.co (17/8) kemarin.
Percobaan dilakukan belasan kali. Sampai cari referensi ke pabrik kertas. Kita minta Lontar Papyrus menguji kertas yang kami buat, ujarnya.
Sebelum melakukan penelitian kulit bawang putih, Ahmad Ivka Raehan, juga sudah melakukan penelitian kulit bawang merah untuk dijadikan obat alergi.
Irma Wachyuni Zainal, Guru Pembimbing Penelitian kulit bawang putih yang dilakukan Ahmad Ivka Raehan bersama rekannya mengatakan, untuk membuat kertas poto, terlebih dahulu dilakukan pemilihan kulit bawang. Ditimbang. Rebus 1 jam. Cuci dengan air biasa. Diblender sampai halus dicampur NaOH sekitar 10 persen. Masukkan ke cetakan dicampurkan ke air. Kemudian diayak menggunakan alat sablon.
Ukuran kertas poto yang mereka buat sekitar 40 x 60 centi meter.
Setelah itu, dikeringkan dibawah kipas angin. Ada yang sehari, dua hari, paling lama 3 hari. Tergantung kadar air, akunya.
Untuk kertas poto ukuran 40x 60, menghabiskan kulit bawang putih 80 gram. Selain untuk kertas poto juga bisa dijadikan kertas print, kertas kado. Yang sudah dicoba itu sudah lima macam kertas, akunya.
Pada proses pembuatan, kata Irma, yang paling lama adalah proses pengeringan karena dibawah kipas angin. Kalau dibawah matahari tidak bagus, imbuhnya.
Kertas poto yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan kertas poto yang dijual di toko-toko. Sekarang masih kertas normal, tidak putih, harus dicampur h202 dulu. Kita sudah coba, katanya.
Irman menambahkan, awal ikut ajang IYSIE, setelah menang pada ajang Online Sains Project Competition (OSPC). Siswa kita dapat special award, ujarnya.
Ada 10 Negara yang ikut ajang IYSIE, diantarnya, Indonesia, Thailand, India, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Iran. Dari Indonesia ada 70 team. Kelasnya berbeda-beda, akunya. Yang diperlombakan 4 bidang, 2 kategori. Menurutnya, ini akan dijadikan hak paten.
Sementara itu, Ketua Komite SMA Titian Teras Ivan Wirata mengatakan, Dia tidak menyangka siswa SMA Titian Teras mendapat 2 medali emas. Kita lihat, Laboratorium SMA Titian Teras ini tidak layak. Dapat perunggu Alhamdulillah, tegasnya.
Untuk itu, Ivan mendorong agar SMA Titian Teras memiliki Laboratorium yang baik. Ini perlu dibangun. Laboratorium seperti ini (tidak layak) saja dapat juara, apalagi kalau bagus, pungkasnya. (***)