iklan Konferensi pers dikantor BKSDA, (2/8).
Konferensi pers dikantor BKSDA, (2/8).
JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Gajah Karina dinyatakan mati pada 29 Juli kemarin setelah pemindahan habitat dari Tabir Kejasung Kecamatan Muara Tabir ke areal PT REKI. Pemindahan ini dilakukan oleh BKSDA dan tim dengan maksud agar gajah berumur sekitar 50 tahun berkembang biak dan bertemu gajah jantan. Namun sebelum itu terjadi gajah mati dengan dugaan stress rescue karena faktor umur.
 
Rahmad Saleh , Kepala BKSDA Jambi mengatakan dugaan sementara dikarenakan proses pemindahan habitat yang memakan waktu 11 jam menggunakan transportasi darat. "Dugaan lainnya faktor genetik individu , serta kelainan perlaku saat proses penyelamatan," terangnya saat konferensi pers dikantornya (2/8).
 
Ditanya adanya human error dalam pemindahan ini yang menyebkan kematian, Rahmad menyebut tim yang melakukan translokasi sudah berpuluh kali melakukan kegiatan ini. " Dengan pengalaman itu tim sangat hati-hati diluar kejadian yangbtidak bisa diprediksi dilapangan," ujarnya.
 
Pemindahan ini sendiri sebenarnya dirangkaian oleh BKSDA bersama Frankfurt Zoological Society dibantu dokter hewan dari Unsyiah dan ahli gajah dari Taman Nasional Way Kambas Lampung dalam penggantian GPS Collar yang dipasang pada kelompok gajah Tebo dan penyelamatan Gajah Karina ini.
 
"Untuk kegiatan lain pemasangan GPS Collar di Tebo dimaksudkan untuk mitigasi konflik dan monitoring populasi dengan jumlah 100 sampai 120 Ekor individu," tandasnya. (aba)

Berita Terkait



add images