iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

Enam gangguan tersebut meliputi, airspeed and atitude flight atau tidak bisa mengatur kecepatan dan ketinggian pesawat, speed trim fail light, Indicated Airspeed (IAS) dan Altitude (ALT) Disagree atau kegagalan indikator kecepatan dan ketinggian pesawat, maintenance light illuminate after landing, auto trotlle arm disconnect, dan feel diff press light illuminate.

Kerusakan itu muncul bergantian sejak 4 penerbangan Lion Air JT-610 terkahir. Mulai dari penerbangan Tianjin Binhai Cina-Manado, Denpasar-Manado, Manado-Denpasar dan Denpasar-Jakarta.

Pesawat nahas ini dipastikan telah jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018. Pesawat tersebut semula dijadwalkan terbang dari bandara internasional Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsda TNI Muhammad Syaugi menjelaskan, pihaknya pertama kali mendapat informasi pesawat tersebut hilang kontak sekitar pukul 06.50 WIB. Kordinat hilangnya disekitar Tanjung Karawang.

“Lost contact ada di atas sini (Tanjung Karawang, Red). Ini jaraknya dari kantor Jakarta 34 NM (nautical mile, Red), dari Tanjung Priok 25 NM dan dari Karawang 11 NM,” ujar Syaugi di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10). (jp)


Sumber: FAJAR.CO.ID

Berita Terkait



add images