iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA– Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, bahwa polusi akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia dapat membahayakan hidup 10 juta anak.

Wakil Badan Anak PBB (UNICEF) untuk Indonesia, Debora Comini, mengatakan bahwa kualitas udara buruk merupakan tantangan bagi Indonesia.

“Setiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan hingga mereka terpaksa bolos sekolah, menyebabkan kerusakan fisik dan kognitif mereka,” kata Comini, Selasa (24/9)

Comini menuturkan, bahwa hampir 10 juta anak di bawah usia 18 tahun tinggal di kawasan yang paling rawan terkena dampak karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

“Anak-anak di rentang usia tersebut sangat rentan karena perkembangan sistem imun mereka belum sempurna,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Comini, anak dari ibu yang terpapar polusi selama masa kehamilan juga berpotensi lahir dengan berat badan kurang dan prematur.

Terlebih lagi, kabut asap akibat karhutla juga memaksa sekolah-sekolah di kawasan terkena dampak tutup sehingga siswa tak bisa melanjutkan proses belajar.

“Bukan hanya Indonesia, kabut asap ini juga membuat ratusan sekolah di Malaysia tutup pada pekan lalu. Namun memasuki pekan ini, pemerintah Malaysia dilaporkan sudah kembali membuka sebagian sekolah tersebut,” tuturnya.

Dapat diketahui, Indonesia hingga kini terus berupaya memadamkan api di Sumatera dan Kalimantan. Kepolisian juga telah menetapkan 296 orang sebagai tersangka dalam peristiwa karhutla. Selain itu, sembilan korporasi telah ditetapkan sebagai tersangka.

(der/afp/fin)


Sumber: FIN.CO.ID

Berita Terkait



add images