iklan Ilustrasi: Fajar Indonesia Network
Ilustrasi: Fajar Indonesia Network

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA– Tidak sedikit pengungsi akibat kerusuhan di Wamena menderita diare. Ini dampak minimnya air bersih, ditambah cuaca dingin dan tidur tanpa alas. Tak sedikit pula kondisi kesehatan pengungsi menurun.

”Ada 421 orang yang terkena diare. Akibat tidur yang tidak menggunakan alas dan cuaca dingin. Kami sudah berusaha untuk memfasilitasi, tapi kondisi penuh dengan keterbatasan,” terang Wakapolda Papua Brigjen Pol Yakobus Marjuki, Sabtu (29/9).

Total, sambung Yakobus sekitar 18,30 WIT jumlah pengungsi dari Wamena yang dikirim dengan pesawat hercules milik TN dan Polri berjumlah 1.925 pengungsi.

”Hampir semua sudah berada di Jayapura. Ada bantuan juga pakaian layak pakai. Kendala saat ini, tempat keluar dari pengungsian yang diharapkan untuk pulang ke kampung halaman,” terangnya.

Mayoritas dari pengungsi sudah tidak bisa berharap untuk pulang kampung karena kondisi rumah atau tempat tinggal karena trauma kejadian yang berlangsung pukul 09.00 WIT, Senin (23/9). ”Mereka ingin menenangkan diri. Jelas mereka trauma dengan peristiwa mencekam itu. Warga lain masih tertahan di Lanut, dan Yonif 751 dan pengungsian di Jayapura,” terangnya.

Ya kerusuhan di Wamena menimbulkan gelombang eksodus yang luar biasa. ”Anda bisa bayangkan, kantor bupati setempat saja dibakar oleh massa. Massa terpancing lantaran berita hoaks yang menebar tanpa ada mengecek kembali kebenaran. Sementara ini sudah 17 saksi yang sudah kita periksa terkait kerusuhan itu,” ungkapnya.

Terpisah, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyerukan agar masyarakat provinsi itu di kampung halaman maupun yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia untuk ikut membantu kepulangan perantau dari Wamena, Jayawijaya, Papua. “ASN Pemprov Sumbar sudah mulai pengumpulan bantuan. Masyarakat di kampung dan di rantau juga bisa mengirimkan bantuan,” katanya di Padang, Sabtu (29/9).

Kepedulian semua pihak sangat diharapkan karena biaya pemulangan dari perantau itu cukup besar. Berdasarkan informasi dari Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang, sementara ini ada sekitar 327 kepala keluarga perantau di Wamena yang ingin pulang.


Berita Terkait



add images