iklan Kebakaran lahan di salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi.
Kebakaran lahan di salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi. (M Ridwan / Jambiupdate)

Lebih lanjut, Amir mengatakan, bahwa para petani padi juga cukup merugi karena kemarau panjang ini dimana banyak lahan padi yang Puso karena kekurangan air.
‘‘Jadi bagi masyarakat masalah utamanya adalah kemarau panjang, air sulit didapat untuk mengaliri lahan pertanian karena banyak juga disini sawah tadah hujan,’‘ imbuhnya.

Dampak terbesar yang kemudian dirasakan oleh masyarakat akibat karhutla ini ialah kesehatan masyarakat yang menurun, banyam jatuh sakit karena terpapar asap dan menghirup partikel debu.

‘‘Karhutla itu buat kami sesak, masyarakat banyak jatuh sakit, perekonomian agak lesu karena banyak yang enggan beraktifitas diluar rumah, makanya kami berharap Karhutla ini segera berlalu agar tak lagi banyak masyarakat yang jatuh sakit,’‘ harap Amir yang saat di konfirmasi pada Minggu (29/9) sore mengtakan bahwa hujan saat itu turun cukup lebat di wilayah Kecamatan Kumpe Ulu dan Ilir.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Muarojambi, Ir. Zulkarnain saat dikonfirmasi, mengatakan,
mengatakan dampak terbesar yang dirasakan oleh Petani Sawit ialah turun drastisnya hasil produksi buah hingga 50 persen. ‘‘Hasil buah sawit selama Musim kemarau ini turun hingga 50 persen, itu kerugian yang paling diderita oleh masyarakat,’‘ kata Zulkarnain.

Namun demikian, Zulkarnain memastikan, Karhutla tidak merusak kebun pribadi masyarakat melainkan kebun milik perusahaan dan membakar lahan konsesi yang belum ditanami.

‘‘Sangat kecil kebun sawit pribadi masyarakat yang terkena Karhutla, itu semua yang terbakar lahan milik perusahaan, jadi kalau kebakaran tidak merugikan petani sawit mandiri,’‘ jawab Zulkarnain. (era)


Berita Terkait



add images