JAMBIUDATE.CO, JAMBI-Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Bayu Martanto, mengatakan, pembukaan lahan perkebunan secara berlebih dan kurang memperhatikan aspek lingkungan sebenarnya juga dapat berdampak tidak baik terhadap harga komoditas perkebunan itu sendiri.‘’Karena cenderung membuat pasokan produksi berlebih,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, dampak bencana asap dapat menjadi citra buruk di negara tetangga yang ikut terdampak. Selain itu citra buruk muncul dari dunia internasional akibat banyak anak-anak yang menderita sakit serta hewan kehilangan habitatnya bahkan mati akibat kebakaran. Bahkan isu bencana asap ini dapat menjadi senjata tambahan bagi Uni Eropa yang terus berupaya menghalangi produk kelapa sawit untuk masuk di negara mereka, dengan alasan pembukaan kebun kelapa sawit dilakukan dengan cara tidak ramah lingkungan.
Dari sisi ekonomi, bencana kabut asap juga menyebabkan terganggunya aktivitas transportasi, distribusi, juga produksi sehingga memberikan dampak yang buruk terhadap perekonomian. Dari sisi inflasi, terganggunya distribusi barang dapat berpotensi menyebabkan kelangkaan pasokan dan selanjutnya memberikan tekanan terhadap inflasi.
Tingginya permintaan terhadap obat-obatan dan alat kesehatan dapat mendorong inflasi di kelompok kesehatan.
“Penegakan hukum dan pemberian sanksi kepada pihak yang bersalah serta pengelolaan alam yang lebih arif akan menjadi faktor kunci agar kejadian ini tidak berulang masa mendatang," ungkap Bayu.
Beberapa pihak menyadari, selain faktor alam kejadian ini memang ada andil dari ulah manusia. Bahkan, telah ada beberapa oknum yang tertangkap melakukan pembakaran lahan. (kar)