iklan Sertijab perwira Tinggi Polri di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/9).
Sertijab perwira Tinggi Polri di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/9). (FIN)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian resmi melantik tiga Kapolda baru melalui proses Serah terima jabatan (Sertijab) di ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9) pagi. Tiga kapolda tersebut adalah Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpau, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, dan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyam.

Usai memimpin upacara Sertijab, Kapolri Jenderal Tito Karnavian tak memberi keterangan terkait alasan rotasi Kapolda tersebut. Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan mutasi di institusi Polri merupakan hal biasa dan alamiah.

“Jangan dikait-kaitkan ke sana mas (rusuh Papua, karhutla, dan penembakan mahasiswa). Mutasi hal yang biasa dan alamiah dalam organisasi Polri,” ucap Dedi tegas saat ditanyai Fajar Indonesia Network di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Senin (30/9).

Dedi menjelaskan adanya pergantian Kapolda sama sekali tidak mempengaruhi kasus-kasus yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut, khususnya gelombang kerusuhan dan aksi dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Dia pun yakin, Kapolda barunya berpengalaman mengatasinya.

“InsyaAllah digantinya Kapolda Papua ini tak berpengaruh apapun. Bahkan saya kira, Pak Paulus ini ahli di Papua. Beliau berpengalaman karena asli sana, jadi secara komunikasi sudah paham,” ujarnya.

Lagi pula, khusus untuk kondisi di Wamena, Papua dan wilayah lainnya dipastikan sudah kondusif. Menurutnya, ada jaminan dari TNI-Polri dan beberapa kepala suku disana. Bahkan, boleh dikatakan ada penyesalan atas peristiwa-peristiwa yang tak mereka kehendaki disana.

“Jadi, sudah ada komunikasi dari Kapolda. Beliau sampaikan kondisi di wamena kondusif, ada jaminan TNI-Polri dan beberapa kepala suku. Sekali lagi, mereka boleh dikatakan menyesalkan atas peristiwa tersebut yang juga tidak mereka hendaki,” tutur Dedi.

Adapun terkait kasus dugaan konflik sosial di Wamena yang merenggut sedikitnya 33 orang itu, diantaranya warga di luar Papua. Dedi menyebut, dari lima tersangka yang diamankan di Wamena itu sebagian besar bukan dari warga Wamena, tetapi sudah berbaur disana.

“Tidak ada konflik etnis, lima tersangka juga sebagai besar bukan warga Wamena. Dan untuk saat ini, petugas bakal mengembalikan pengungsi secara berangsur-angsur ke Wamena. Lalu, aparat juhga saat ini focus proses rehabilitasi melakukan pembangunan, sehingga infrastruktur kembali,” pungkas Dedi.

Kapolda Papua yang baru Irjen Pol Paulus Waterpau menyebut jabatan yang diembannya merupakan amanah.

“Yang jelas ini kan amanah, amanahnya jaga situasinya seperti ini, jadi paling tidak ya bersyukur. Kemudian, saya terima kasih banyak atas kepercayaan yang diberikan, tetapi nanti ada kerja keras yang kita harus lakukan bersama dengan semua stakeholder di Papua,” kata Paulus di Mabes Polri.

“Ya saya kira itu saja mungkin ya. Dan saya pikir sekarang ada pengungsian, kemudian ada juga beberapa korban dari berbagai konflik yang terjadi. Itu yang mau kita tangani dulu, setelahnya baru kita atasi yang lain-lain,” sambungnya.

Mengenai langkah awal tang akan dilakukan menangani persoalan yang terjadi di Papua. Paulus menyebut menyelesaikan dulu korban-korban di sana, mulai yang sakit dan juga meninggal dunia perlu dibantu. Kemudian, akan mengurusi pengungsi baik di Wamena maupun di sekitar Jayapura, Sentani.

“Kita akan tangani satu-persatu bersama dengan Pemda, dan Stakeholder yang ada disana. Adapun setelah itu, kita lanjutkan dengan upaya-upaya untuk rekonsiliasi, rehabilitasi, dan sebagainya. Saya pikir itu yang utama ya,” ungkap Paulus.

Terakhir Paulus menyebut, dalam menyelesaikan persoalan di Papua tentu akan ada upaya dari pihaknya untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dan itu, diakuinya, hal yang pasti dilakukan guna membangun sinergitas.

“Tapi ya, karena kemampuan kita juga terbatas tentu dengan situasinya seperti ini diperlukan ada perbantuan yang sangat dari semua pihak, terutama para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan juga terutama pemda, baik prov maupun kab/kota yang ada,” tandasnya.

Sementara Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam mengatakan upaya penanganan Karhutla dengan membuat strategibaru dan melanjutkan yang sebelumnya.

“Ya, yang pasti kita tentu lanjutkan upaya yang sudah ada dan akan meningkatkannya lagi, tapi saya kira masalah ini juga kan terjadi di wilayah lain, jadi tentunya akan kita lakukan sama-sama dengan yang lainnya,” ujar Agung.

“Intinya, untuk program yang pertama melanjutkan yang sudah ada. Kalaupun ada program lagi, tentu akan kita susun bersama-sama. Dan untuk penegakan hukum terhadap tersangka perorangan maupun korporasi, nanti akan saya pelajari lagi ya,” tambahnya.

Sedangkan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyah yang ditanya mengenai kasus meninggalnya dua mahasiswa UHO menyampaikan, pihaknya akan bekerja maksimal untuk penanganan kasus tersebut. Dan seperti diketahui, kata dia, kasusnya sudah tahap penyelidikan.

“Saya kira, seperti yang sudah disampaikan saat ini, Kapolri sudah membentuk satu tim ya, yakni tim investigasi yang bersama-bersama dengan sejumlah pihak. Dan sudah disampaikan proses saat ini sudah sampai penyelidikan, dan itu semua ada di bawah kendali Polri,” kata Merdisyah.

Merdisyah pun menegaskan, pihaknya akan turut membantu menangani kasus tersebut yang tentu akan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah secara hukum. Akan tetapi, proses ini akan dilakukan dengan komitmen yang tegas, bahwa akan dilakukan secara transparan terbuka.

“Jadi, untuk hasilnya tim yang nanti akan menyampaikan. Tapi paling penting, adalah bagaimana kita berupaya bisa mengungkap permasalahan ini secara jelas sehingga masyarakat akan jelas. Lalu, kembalikan kondisi yang sempat terganggu kemarin setelah kasus tanggal 24 itu,” tegasnya.

Soal informasi akan adanya aksi unjuk rasa besar-besaran di Sulawesi Tenggara, Merdisyah menegaskan itu merupakan hak yang telah diatur dalam UU. Namun, unjuk rasa juga harus mengikuti aturan dan syarat-syaratnya, yakni tak mengganggu ketertiban umum lainnya.

“Silakan disampaikan sesuai mekanisme yang ada, dan tentunya apa yang menjadi harapan dan tuntutan dari pendemo kita salurkan. Dan terkait yang ada di Kendari, proses sudah berjalan. dan ini proses sudah dilakukan secara terbuka, kita berupaya keras mengungkap kasus ini,” tutupnya.

Untuk diketahui, mereka nerupakan pengganti dari kapolda sebelumnya yang dimutasi Kapolri pada Jumat (27/9). Irjen Pol Paulus Waterpau menjabat Kapolda Papua dengan menggantikan posisi Irjen Pol Rudolf A Rodja. Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam mengantikan posisi yang ditinggalkan Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo. Brigjen Pol Merdisyam menjabat Kapolda Sulawesi Tenggara menggantikan Brigjen Pol Irianto.

Mutasi jabatan tersebut sesuai surat telegram dengan Nomor: ST/2569/IX/KEP/2019, tertanggal Jumat (27/9) lalu, dan ditandatangani oleh AS SDM Kapolri Irjen Eko Indra Heri S.

(Mhf/gw/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images