iklan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (FIN)

Retno mengatakan, dananya akan bertambah terus dari tahun ke tahun. Untuk tahun ini, dana yang ada sudah Rp3 triliun. Menurutnya, sistem lembaga bantuan ini seperti Lembaga Penyedia Dana Pendidikan (LPDP).

“Uangnya tidak hilang tapi interestnya yang dipakai untuk kerja sama pembangunan. Tujuannya untuk memperkokoh kontribusi kita bagi perdamaian dan kesejahteraan Indonesia, termasuk untuk pencapaian SDGs, karena banyak negara yang perlu kerja sama,” jelasnya.

Retno mengatakan, tahun ini sudah ada lima negara Pasifik dan dua negara ASEAN yang diproyeksikan mendapat bantuan Indonesian AID.

“Lima negara Pasifik itu adalah Tuvalu, Nauru, Solomon Island, Fiji, dan Kiribati, sedangkan dua negara ASEAN lainnya adalah Myanmar dan Filipina,” tuturnya.

Retno mengatakan, pemberian dana bantuan Indonesian AID tidak dibatasi pada sektor tertentu. Negara yang memerlukan dapat menentukan penggunaan dana untuk sektor yang dibutuhkan, asalkan sejalan dengan garis pembangunan Indonesia.

“Kerja sama pembangunan ini disesuaikan dengan kebutuhan negara yang meminta bantuan. Misalnya climate change (perubahan iklim) sesuai dengan in. Jadi negara-negara itu yang akan tentukan mana dan bidang apa yang dibutuhkan,” pungkasnya.

(der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images