iklan Gerakan Nikah.
Gerakan Nikah.

Nurul memang sarjana biologi. Dari Unair. Lalu meraih master bidang microbiology. Lantas kerja di STIKES Malang.

STIKES-lah yang mengirimnyi ke Korea.

Di Seoul Nurul menjadi Ketua Fatayat NU (organisasi pemudi Nahdlatul Ulama) cabang Korea Selatan.

Khasbi adalah Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (PP Lakpesdam NU)

Fatayat Korea mengundang Lakpesdam. Untuk acara keagamaan di Korsel. Yang ditugaskan ke sana adalah Khasbi.

Di Seoul itu pula mereka memutuskan: kawin.

Saat Khasbi pulang, Nurul langsung menyusul pulang. Kuliah S3-nyi diistirahatkan dulu.

Sampai sekarang Nurul belum balik ke Korea. Terlibat usaha Nikah Institute suaminya.

Mereka juga berencana meningkatkan usaha itu. Lagi berpikir untuk tidak hanya menggunakan voice note di WA.

Dari mana Khasbi mendapat ide bisnisnya itu?

“Dari instagram,” katanya.

Tahun itu Khasbi menemukan instagram yang menggelisahkan hatinya. Yakni adanya kampanye besar “Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran”.

“Follower instagram itu lebih dari satu juta anak muda,” ujar Khasbi.

Gerakan itu tidak sebatas di instagram. Juga dilanjutkan dengan pembentukan komunitas “Langsung Kawin”. Di seluruh Indonesia.

Khasbi khawatir para remaja itu akan kekurangan bekal dalam menikah. Gerakan itu sekaligus membuat kecenderungan menikah muda.

Khasbi pun ingin membekali mereka dengan ilmu nikah. Termasuk ilmu mencari istri yang benar. Yang sesuai dengan kaidah agama.

Maka jadilah Nikah Institute.

Jadilah bisnis itu.(Dahlan Iskan)


Berita Terkait