Kualitas guru dengan gaji yang tinggi ternyata tidak berpengaruh terhadap kualitas guru. Hal itu berdasarkan riset Bank Dunia yang menyebutkan kesejahteraan guru tidak berdampak pada kualitas mengajar seorang guru.
Maka tidak heran dalam survei pendidikan yang dikeluarkan oleh PISA, Indonesia menempati peringkat ke-27 dari 77 negara. Indonesia bercokol di peringkat enam terbawah, kalah jauh dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pengamat Pendidikan, Budi Trikorayanto menilai komptensi guru yang rendah dan sistem pendidikan yang kuno menjadi penyebabnya.
‘Nomor satu yang membuat anak pintar atau tidak adalah guru. Jadi memang kompetensi guru kita sangat rendah, bisa dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) itu nilainya di bawah lima rata-rata,” ujar Budi.
Saran Budi, segera melakukan pembenahan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang mencetak guru-guru berkualitas di masa depan. Dia mencontohkan salah satunya yakni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
“Kampus-kampus IKIP, yang model pengajarannya seperti itu membuat guru menjadi kurang punya ide kreativitas dan kuang ekspor, sehingga hasil UKG-nya selalu rendah,” pungkas dia.
(din/fin)
Sumber: www.fin.co.id