iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Untuk Hong Kong, harga masker mencapai 200 dolar Hong Kong atau setara Rp 351.280 untuk satu kotak. Banyak warga di sana yang terpaksa harus menggunakan masker yang sama selama beberapa hari karena harganya yang mahal dan sulit mencarinya.

Melansir SCMP, seorang ibu bernama Alice Chan mengatakan dia telah menggunakan masker satu-satunya di rumah selama 5 hari berturut-turut.

Dia menggantungnya di belakang pintu agar lembab dan menggunakan sisi lainnya setiap hari.

"Saya tahu ini bukan hal yang baik tetapi saya tidak ingin menghabiskan terlalu banyak untuk yang mahal," katanya.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Jumat (7/2), kecewa dengan harga pasokan yang alami kenaikan cukup parah hingga 100 kali lipat.

"Situasi ini diperburuk oleh meluasnya penggunaan alat pelindung diri di luar perawatan pasien," kata Tedros dikutip dari Reuters.

Di Turki, Erol Memis dari Era Respiratory Masks, produsen masker asal Turki, mengungkapkan, perusahaannya telah berproduksi masker sejak menerima pesanan pertama dari China pada 31 Januari lalu.

Selain China negara lain yang memesan masker kepadanya adalah Swiss, Prancis, Belgia, Georgia, Armenia, dan Mesir. Ia mengeluh tak mungkin sanggup memenuhi semua permintaan itu.

"Tidak mungkin bagi kami untuk memenuhi setiap permintaan," sebut Memis kepada Reuters.

Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Seberapa langkanya masker dan bagaimana dengan harganya? Pelaku industri farmasi memberikan pernyataannya lewat keterangan tertulis bahwa produksi masker di Indonesia sudah tidak mampu memenuhi permintaan yang semakin membengkak.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) sekaligus induk holding BUMN Farmasi Honesti Basyir mengatakan Kimia Farma sebagai anggota holding yang memiliki masker N95 saat ini sudah memastikan tidak memiliki pasokan yang memadai.

"Kemarin diminta satu juta masker N95, terus terang tidak bisa dipenuhi karena seluruh masker N95 yang ada akan diberikan pada BNPB sesuai instruksi pemerintah untuk disalurkan pada pekerja medis maupun di lokasi penjagaan keluar masuk warga," kata Honesti dalam keterangannya.

Diinformasikan, penjualan masker N95 dan N100 di Pasar Pramuka di Matraman, Jakarta Timur mengalami kenaikan harga gila-gilaan.

Sebuah toko menjual satu kotak masker N95 dari brand 3M dibanderol dari harga Rp 1,4 juta hingga sekitar Rp 1,7 juta. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat suara soal harga masker yang tiba-tiba melejit setelah wabah virus corona merebak.

“Ini tindakan yang tidak bermoral, dan bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen karena mengambil untung berlebihan,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi kepada media.

Ia pun meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Kepolisian untuk mengusut kenaikan harga masker di pasaran hingga ratusan persen.(rmol)


Sumber: www.rmol.id

Berita Terkait



add images