JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Meski akan ada dua momen Ramadan dan Lebaran 2020, namun industri manufaktur pada kuartal II/2020 diperkirakan masih belum akan bertumbuh signifikan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, belum tumbuhnya industri manufaktur lantaran pelaku industri diperkirakan cenderung menurunkan kapasitas produksi dan pembelian stok bahan baku.
Data tesebut terlihat dari Indeks Manajer Pembelian atau Purchasing Managers Index (PMI) yang mengalamin penurunan hingga 20 basis poin menjadi 49,5 pad awal tahun.
Menurutnya, langkah yang diambil pelaku industri lantaran guna antisipasi atas terjadinya perlambatan baik domestik maupun global, salah satunya dampak virus corona.
“Kekhawatiran juga berbarengan dengan pembatasan impor bahan pangan yang masih menunggu peratuan menteri perdagangan lengkap karena berisiko mengganggu rantai pasok industri dan confidence dari konsumen,” katanya, kemarin, Minggu (9/2).
Saran dia, bagi pelaku usaha harus melakukan penyesuaian harga barang dengan menurunkan kuantitas atau kualitas produk sehingga daya beli masyarakat menjadi terjangkau.
Selain itu, pelaku usaha untuk sementara mengerem dahulu ekspansi bisnisnya. Sedangkan, pelaku ekspor bisa memperluas pasar ke sejumlah negara. Hal itu karena proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi Cina yang cukup tajam akibat virus corona.
Lanjut Bhima, pemerintah juga harus memberikan diskon pajak pertambahan nilai atau PPN kepada pelaku industri, terutama untuk elektronik dan otomotif.