iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

JAMBOUPDATE.CO, JAKARTA – Desakan publik yang berharap PT Pertamina Lubricants mulai memasarkan produk pelumas khusus kendaraan low cost green car (LCGC) di Sumatera segera terwujud. Ini setelah sebelumnya cukup masif dilakukan di Pulau Jawa. Hadirnya produk Fastron Eco Green secara jelas diproduksi untuk segmen tertentu, yakni mesin kendaraan LCGC dengan cc yang relatif kecil.

”Tak bisa dipungkiri, responnya begitu luar biasa. Kalau awalnya kami fokus di Jawa pada 2019, nah setelah ii kami perluas ke Sumatera pada tahun ini. Minta doanya segera terealisasi ya,” kata Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Ageng Giriyono, Kamis (13/2).

Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu juga menilai, beberapa daerah di Sumatera memiliki potensi sektor otomotif yang begitu luar biasa. Contoh saja Palembang. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi dari daerah itu cukup tinggi. ”Dan kami sendiri sudah mengenalkan di Pekanbaru dan sekarang di Palembang, harapannya pasar bisa lebih tahu dan menerima produk Fastron Eco Green ini,” kata dia.

Ditambahkannya, perusahaan telah memproduksi sebanyak 273.070 liter Fastron Eco Green per bulan sejak produk itu diluncurkan pada September 2019. Perluasan distribusi di Sumatera diyakini mampu meningkatkan produksi dan penjualan pelumas tersebut.

Secara umum, sambung dia, produsen oli mesin kendaraan dan industri itu telah memproduksi sebanyak 650.000 kilo liter (KL) pelumas per tahun. Jadi dengan kondisi ini hanya tinggal menunggu prosesnya saja. ”Pelumas itu kami hasilkan dari tiga pabrik yang ada di Tanjung Priok, Gresik dan Cilacap,” imbuhnya.

Ageng mengklaim saat ini Pertamina Lubricants masih menjadi pemimpin dalam industri pelumas Tanah Air dengan pangsa pasar sebesar 53 persen. ”Ya tentu saja ada pula produksi kami yang sebagian diekspor, selain itu kami juga memasok pelumas untuk ATPM (agen tunggal pemegang merek) kendaraan,” kata dia.

Setelah Fastron Eco Green, Pertamina juga terus menggenjot program mandatori biodiesel 40 persen atau B40. Yang menarik program ini bakal dilaksanakan pada Maret mendatang. Ini dipertegas dengan pernyataan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi).

“Saya kira mulai bulan depan, baru tadi saya dapat surat dari badan penelitian migas supaya mengirimkan bahan bakunya untuk diujicobakan,” kata Ketua Umum Aprobi MP Tumanggor.


Berita Terkait



add images