JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Virus Corona bukan hanya berdampak pada perekonomian saja namun juga menghambat kelancaran pendidikan masyarakat Indonesia yang berkuliah di Negeri Tirai Bambu itu.
Ahasil mahasiswa Indonesia yang pulang ke Indonesia akibat virus corona yang mewabah di Cina, mengharuskan tetap melakukan proses belajar melalui sistem daring.
Salah satunya, Iwan Ismi Febriyanto berusia 26 tahun. Dia mahasiswa pascasarjana di Universitas Peking, Beijing, Cina, yang akan menempuh pendidikan secara daring.
“Tanggal 17 Februari sudah mulai masuk kuliah. Kampus telah mengeluarkan edaran untuk melakukan kuliah secara online,” kata Iwan, kemarin (16/2).
Iwan sendiri telah pulang ke Tanah Air sejak 5 Januari 2020 kemarin. Dari pihak kampusnya menginformasikan ke seluruh mahasiswanya untuk melakukan perkulihan menggunakan metode online dengan enam cara di antaranya, live streaming, MOOCs (Massive Online Open Courses), Webinars, hingga grup media sosial.
Mahasiswa diminta untuk login di course.pku.edu.cn. Di situs itu mahasiswa akan mendapatkan modul dan bahan perkulihan yang dosen unggah.
Bagi dia, kuliah menggunakan sistem online merupakan hal yang baru dilakukan. Kendati demikian, dia menilai tak menemui kendala dalam melakukan aktivitas perkulihan secara online.
“Saya rasa tak ada yang berbeda (langsung atau online). Kendala mungkin pada proses saat konsultasi penyusunan tesis yang membutuhkan komunikasi panjang lebar,” tutur dia.
Pria asal Bali itu belum mengetahui sampai kapan akan berkuliah melalui sistem online. Dia akan terus mengikuti perkembangan yang ada.
“Mungkin sampai semuanya dinyatakan aman baik dari Pemerintah Indonesia maupun Cina,” ucap dia.
Harapan dia, virus mematikan ini segera diatasi oleh Pemerintah Cina, sehingga perekonomian kembali menggeliat dan proses belajar dan mengajar kembali normal seperti semula.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan, belum bisa memastikan kapan mahasiswa Indonesia akan kembali ke Cina untuk melanjutkan pendidikannya.
“Kelanjutan studi akan kami bicarakan lebih lanjut setelah ini selesai,” kata dia.
Menurut dia, jika memang kemauan mahasiswa tersebut studi kredit mereka bisa ditransfer untuk melanjutkan pendidikan mereka di Tanah Air, sepanjang bidang studi atau kajiannya sesuai. Sedangkan untuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah, akan ada diskusi lebih lanjut mengenail hal tersebut.
“Yang penting mereka sudah kembali ke Indonesia. Biar tenang dulu, bersosialisasi dulu. Kemudian baru kita hitung, terutama para mahasiswa, apakah akan kembali ke tempat studi mereka sampai menunggu wabah ini berakhir,” ujarnya.
Mahasiswa lainnya, Adam Amrismafsyah, mahasiswa adal Sumatera Selatan yang menempuh kuliah di Cina terpaksa harus belajar via daring. Pihak kampus memperpanang izin libur bagi mahasiwa yang kembali ke negara masing-masing.
“Harusnya kami masuk tanggal 18 Februari, tapi pihak kampu memperpanjangnya. Jadi kami harus belajar melalui online,” kata dia.
Saat ini, dia sudah memasuki semester empat akan mengikuti enam kelas mata pelajaran dengan proses belajar tujuh jam selama seminggu. Kini proses belajar berubah menjadi sistem daring.
“Kawan-kawan kami yang bertahan di asrama kampus juga belajar dari kamar masing-masing,” ucap dia.
Terpisah, Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema menyambut baik mahasiswa Indonesia yang kuliah di Cina masih tetap melakukan aktivitas belajar di Tanah Air melalui via online. Namun, dia mengingatkan bagi mahasiswa yang kuliah mengambul S3 dengan sistem online tidak memungkin.
“Yang perlu dipertimbangkan adalah mahasiswa yang sudah S3 dan tinggal ujian tesis. Ini tidak bisa dilakukan secaa daring,” ujar dia.(din/fin)
Sumber: www.fin.co.id