iklan Pemain Liverpool menjalani latihan jelang laga melawan Napoli di Kota Naples, Senin (16/9).
Pemain Liverpool menjalani latihan jelang laga melawan Napoli di Kota Naples, Senin (16/9). ( Liverpoolfc.com)

JAMBIUPDATE.CO, LIVERPOOL – Sudah lama Liverpool tak merasakan kekalahan. Mereka telah melalui 43 kemenangan dari 44 laga terakhir. Ini rekor baru, namun di Wanda Metropolitano, kandang Atletico Madrid, The Reds bagai tim pesakitan. Kalah 0-1 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions dini hari kemarin tadi tak membuat mereka terlalu khawatir. The Reds meyakini bisa bangkit dan mengubah sesuai apa yang dirasakan, musim lalu.

Dilansir dari Dailymail, Jurgen Klopp meminta para pendukungnya membantu kebangkitan mereka di Anfield dalam leg kedua, dua pekan lagi. Ya, Anfield masih menjadi stadion yang angker bagi klub Eropa. Dan, laga yang terkenal adalah di musim lalu ketika Liverpool membalikkan defisit 0-3 melawan Barcelona di semi-final.

”Malam kemarin memang menjadi milik Atletico sepenuhnya. Kami meminta para fans untuk memberi spirt-nya yang sama saat kami melawan Barcelona musim lalu. Emosi itu penting. Saya membutuhkan fans dan daya magis Anfield,” ujarnya.

Kekecewaan dan harapan yang sama diungkapkan legenda Liverpool, Jamie Carragher. Ia menyebut timnya belum menemukan ritme dalam laga kemarin. Alhasil, konsekuensi hasil kemarin harus dijawab dengan kejutan di leg kedua nanti. ”Kami sadar laga ini berlangsung ketat dan menjadi milik Atletico. Ya, Atletico memang pantas menang di laga ini,” uajr Carragher kepada Viasport.

Kendati demikian, Carragher mengatakan lini pertahanan anak asuh Jurgen Klopp harus dievaluasi kembali. Pasalnya, gol pembuka Saul untuk Atletico di menit ke-4 menjadi gol tercepat yang pernah bersarang di gawang Liverpool dalam ajang Liga Champions sejak Gabriel Jesus melakukannya pada menit ke-2 untuk Manchester City, April 2018 silam. Ini menjadi sembilan dari 10 gol Saul di Liga Champions tercipta di babak pertama.

Bek Liverpool Virgil van Dijk juga menilai gol Saul merupakan keberuntungan. Gol itu terjadi sepak pojok Atletico membentur kerumunan pemain di dalam kotak penalti sebelum bola jatuh di hadapan Saul Niguez yang tinggal menjaga ketenangan untuk menyonteknya ke gawang Liverpool.

”Kami sadar ini akan menjadi pertarungan ketat di kandang mereka, dengan suporter yang berdiri tegak mendukung timnya,” kata Van Dijk dalam wawancara setelah pertandingan bersama stasiun televisi BT Sport sebagaimana dilansir laman resmi UEFA.

BBC Sport mencatat, kekalahan dari Atletico menjadi hasil minus ketiga yang diraih Liverpool di kandang lawan.Dua dari tiga kekalahan Liverpool di semua kompetisi musim ini berasal dari Liga Champions, juga kalah 0-2 atas Napoli pada bulan September 2019 (kekalahan ketiganya berasal dari Aston Villa 0-5 di ajang Carabao Cup bulan Desember 2019).

Namun para fans La Liga menjadi akrab bahwa Atletico lebih piawai menjaga kandang, ketimbang bermain baik di tandang. Laga kemarin mengemas kemenangan kandang ke-14 bagi Atletico dalam gelaran Liga Champions.

Kekalahan telak terjadi pada leg pertama babak 16 besar musim 2018-2019, Atletico berhasil unggul dua gol tanpa balas di depan pendukungnya sendiri. Dalam kemenangan 2-0, pelatih Atletico Madrid, Simeone merayakan gol seolah mengejek lawan dengan mengayunkan kedua tangannya hingga pangkal paha sambil menggoyangkan pinggang. Di leg kedua, Ronaldo menjadi bintang kemenangan Juventus saat mengalahkan Atletico 3-0 di Allianz Arena, Turin. Striker asal Portugal itu memborong tiga gol ke gawang rival sekota Real Madrid itu plus selebrasi yang sama dengan apa yang dilakukan Simione sebelumnya. (fin/tgr)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images