JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Produksi susu sapi perah lokal belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Pasalnya hingga saat ini hanya mampu memenuhi sebesar 20% dari total kebutuhan susu nasional. Kondisi ini menyebabkan Indonesia mau tidak mau mengimpor susu sapi, kurang lebih 80 persen.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, pihaknya akan mematahkan dominasi produk impor susu dalam memenuhi kebutuhan susu nasional. ”Namun, saya akui, masih ada masalah yang menghambat produksi susu sapi Indonesia, sehingga kebutuhan susu masih didominasi produk impor,” kata Teten di Jakarta, Rabu (19/2).
Masalah tersebut adalah bibit sapi yang tidak produktif, minimnya ketersediaan lahan untuk pakan, serta permodalan. ”Hal ini yang membuat selisih antara konsumsi dan produksi susu masih tak seimbang,” ucap Teten.
Solusinya, lanjut Teten, guna meningkatkan produktivitas, perlu peremajaan bibit agar menghasilkan sapi yang produktif. ”Selain bibit, pemerintah juga membuka kans impor sperma sapi untuk mendapatkan jenis yang bagus,” ujar Menkop.
Teten optimistis langkah strategis tersebut bakal membuahkan hasil. Pasalnya, saat ini, mayoritas peternak kecil telah memiliki koperasi. Sehingga, semakin memudahkan untuk mendapatkan bantuan modal. ”Kelembagaannya sudah bagus, tinggal bagaimana genjot produksi,” tegas Teten.
Dalam hitungan Teten, masih ada ruang besar bagi peternak untuk memacu produksi lantaran konsumsi masyarakat terus bertambah. Pihaknya juga akan menggandeng Kementerian Pertanian untuk terus mencari cara menambah pasokan komoditas pangan. ”Kalau permintaannya masih tinggi, industri susu akan tumbuh 15% setahun,” ulas Teten.