iklan Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, data korban demam berdarah dengue (DBD) secara nasional dalam rentang waktu Januari hingga awal Maret 2020, sebanyak 14.716 kasus dan 94 orang meninggal dunia.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menuturkan, data kematian tersebut di antaranya yang berada pada zona merah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 29 orang, Jawa Barat 15 orang dan Jawa Timur 11 orang.

“Di zona kuning, di antaranya tujuh kasus kematian akibat DBD di Lampung, empat di Jawa Tengah, tiga di Bengkulum dan tiga di Sulawesi Tenggara,” kata Siti, Kamis (5/3).

Siti menambahkan, dua kasus kematian juga terjadi di masing-masing wilayah, yakni Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. Lantas, masing-masing ada satu kasus kematian di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.

“Total kasus tersebut mengalami penurunan dibandingkan 2019 di mana terdapat 436 kematian akibat DBD dari keseluruhan 51.400 kasus pada rentang waktu yang sama,” terangnya.

Siti menyebutkan, sepanjang 2019 Kemenkes mencatat terdapat sebanyak 137.761 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 917 orang.

Terkait pasien yang terjangkit demam berdarah pada 2020 menurut klasifikasi umur, terbagi atas lima klasifikasi, yaitu pasien usia di bawah satu tahun sebanyak 2,13 persen, usia 1-4 tahun 9,23 persen, usia 5-14 tahun 41,72 persen, usia 15-44 tahun 37,25 persen, dan pasien terjangkit di atas 44 tahun sebanyak 9,67 persen.

Sedangkan untuk kasus yang terjadi terakhir, ia mengatakan Kabupaten Sikkadi NTT telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan total temuan 1.074 kasus dan 11 di antaranya meninggal dunia.

“Sementara itu, untuk keseluruhan NTT tercatat sebanyak 1.300 kasus DBD dan 29 di antaranya meninggal dunia,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menambahkan DBD merupakan penyakit endemis di seluruh wilayah Indonesia di saat musim penghujan.

Oscar menegaskan fogging atau pengasapan bukan cara yang efektif dalam mencegah DBD. Di samping itu, fogging juga baru bisa dilakukan jika sudah terjadi minimal satu kasus DBD di suatu wilayah.

“Pencegahan DBD harus dilakukan secara menyeluruh dari hulunya dengan pemberantasan sarang nyamuk agar nyamuk Aedes aegypti tidak bisa berkembang biak,” pungkasnya. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait