iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Virus corona atau Covid-19 sudah merebak ke hampir seluruh penjuru negara. Virus Corona bisa menyerang sistem pernapasan hingga berakibat pada kualitas paru-paru yang menurun.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, FINASIM, FACP mengatakan, seorang perokok aktif itu dipastikan menghisap kandungan seperti nikotin dan tar yang dapat mengganggu sistem paru-paru dan berpotensi lebih mudah terkena penyakit termasuk Corona virus.

“Iya, kalau merokok itu sudah jelas (risiko terkena Covid-19). Orang merokok itu apalagi itu (Corona virus) menyerang paru-paru, merokok itu paru-paru yang kena karena kualitas paru-paru akan menurun. Apa yang kita bilang PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) itu kalau orang yang merokok lama,” terang Prof Ari saat ditemui di FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).

Prof. Ari menyebut jika PPOK jadi salah satu penyakit komorbid atau penyakit penyerta, karena 90 persen berasal dari rokok, sehingga daya tahan tubuh menjadi lemah dan Covid-19 akan mudah masuk dan menyebar.

“Nah kasus-kasus yang meninggal itu, itu penyakit penyertanya, atau yang kita bilang komobid itu salah satunya adalah dari PPOK. PPOK itu boleh bilang 90 persen dari rokok, jadi dia tertular dari situ,” ujarnya.

Oleh karena itu, seorang perokok lebih rentan terkena Covid-19 dibanding dengan yang tidak merokok, karena perokok rentan terhadap infeksi paru-paru.

“Dibandingkan orang yang tidak merokok, itu sudah pasti. Karena kan baik struktur maupun fungsi (paru-paru) itu terganggu karena dia merokok,” tambahnya. (dbs)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images