iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Iwan tri wahyudi/ FAJAR INDONESIA NETWORK)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 terus bertambah. Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 mencapai 34 orang di Tanah Air. Sebagai langkah antisipasi, penyebaran Kementerian Ketenagakerjaan menginstruksikan setiap perusahaan menyediakan masker dan hand sanitizer bagi karyawan.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan pemerintah mewajibkan pimpinan perusahaan di seluruh Indonesia menyediakan fasilitas jaminan pelindungan tenaga kerja dari pamdemi corona.

Dijelaskan Ida, jaminan perlindungan tersebut yaitu, tersedianya sejumlah fasilitas perlindungan dan antisipasi penyebaran virus, seperti masker, sabun cuci tangan, hingga air bersih.

“Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan para pekerja dalam menjalankan tugasnya,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/3).

Menurutnya, langkah-langkah yang bisa dilakukan perusahaan, adalah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap peraturan perundangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam upaya pencegahan kasus korona.

“Jadi perusahaan harus memiliki dan mengimplementasikan Sistem Manajemen K3, khususnya terkait antisipasi virus korona terutama di lingkungan kerja,” katanya.

Baik pengusaha maupun pekerja, diimbau untuk tetap menjalankan aktifitas kerja dan ikuti prosedur kesehatan yang telah disosialisasikan pemerintah.

Di sisi lain, Menteri BUMN, Erick Thohir, memastikan BUMN farmasi akan memproduksi 6 juta masker pada April 2020.

Ditegaskannya, jumlah produksi tersebut hanya dari pabrikan BUMN farmasi di bawah kendali PT Bio Farma (Persero) dengan sub-holding Kimia Farma dan PT Indofarma Tbk (INAF).

“Hanya dari BUMN saja. Yang kita akan produksi 6 juta, bahan bakunya masih ada. Makanya kemarin saya bilang kalau (bahan baku dari) China habis kita cari Eropa, sekarang Eropa mulai kejadian seperti ini ya kita mesti cari di India atau dari ini. Makanya ke depan masalah bahan baku masker ini yang kertas kecil itu kita kalau bisa buat sendiri kenapa tergantung negara lain,” tegasnya.

Menurut Erick, stock masker saat ini jumlahnya naik turun tergantung dengan kebutuhan masyarakat di tengah wabah corona di Indonesia.

“Kita jujur stok masker di KAEF up and down tergantung kebutuhan. Kemarin saya cek di Jakarta aman, Manado kehabisan, di Padang aman,” katanya.

“Ini kita coba produce lagi yang pasti di April itu bisa 6 juta, di Maret ini kita berusaha. Produksinya (April). Kan produksi masker bukan kita aja, ada berapa puluh perusahaan, 30 kali ya,” terangnya.(gw/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images