iklan Ilustrasi: Seorang petugas saat melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang.
Ilustrasi: Seorang petugas saat melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang. (Faisal R Syam / FAJAR INDONESIA NETWORK)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Pekan lalu, Presiden Jokowi mengambil langkah social distancing atau menjaga jarak antara satu dengan yang lain dalam menghadapi situasi pandemi virus corona atau COVID-19.

Langkah ini disambut baik oleh Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, M Jaenudin. Menurutnya, dalam situasi saat ini menjaga jarak satu dengan yang lainnya menjadi sebuah keharusan.

“Intinya, kita tidak boleh panik dalam menghadapi situasi saat ini. Tapi juga, tetap harus meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar M Jaenudin.

Legislator PDI Perjuangan mengungkapkan, jika semua pihak menjalankan apa yang diprogramkan pemerintah, dirinya percaya mata rantai virus corona bisa terputus.

“Jangan sekarang seperti kebijakan meliburkan sekolah, malah digunakan untuk bepergian (berlibur). Kita harus berkolaborasi bahu membahu mendukung setiap upaya pencegahan penyebaran virus ini,” tegasnya.

Sementara itu, sejumlah rumah sakit di Kota Sukabumi mulai memberlakukan tidak diperbolehkan adanya kunjungan pasien. Hal tersebut dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan virus corona. Seperti halnya dilakukan di rumah sakit RSUD Syamsudin, SH, RS Assifa dan Rumah sakit lainnya.

“Iya sesuai instruksi Gubernur, dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi interaksi resiko penularan COVID-19, kunjungan ditiadakan mulai besok (hari ini, red),” ujar Wakil Direktur RSUD R Syamsudin Pelayanan Medik dan Keperawatan drg. Rina Hestiana kepada Radar Sukabumi (Grup Fajar Indonesia Network), Selasa (17/3/2020).

Dikatakannya, sesuai dengan Surat Edaran (SE) dari Direktur RSUD R Syamsudin SH, pembatasan kunjungan besuk itu sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Artinya, sampai kasus yang terjadi saat ini bisa mereda, setelah itu akan dibuka kembali.

“Jadi yang mendampingi itu pasien rawat inap hanya satu orang,” katanya.

“Kalau anak sekolah kan belajar di rumah. Ini juga dalam upaya mengurangi resiko penularan. Pengunjung dibatasi dan diupayakan masyarakat tinggal dirumah,” tambahnya. (bal)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images