iklan Forum Perdukunan dan Adat Belitung melaksanakan ritual di titik Nol KM Pusat Kota Tanjungpandan, Rabu (18/3).
Forum Perdukunan dan Adat Belitung melaksanakan ritual di titik Nol KM Pusat Kota Tanjungpandan, Rabu (18/3). (Belitong Ekspres)

JAMBIUPDATE.CO, TANJUNGPANDAN- Bupati Belitung Sahani Saleh mengerahkan tenaga Forum Perdukunan dan Adat Belitung (FKAB) untuk mengantisipasi mewabahnya virus corona atau yang bernama resmi COVID-19.

Ritual gaib atau tolak bala dan doa yang dilakukan para dukun dan tetua adat tersebut dilakukan di Rumah Adat Belitung, Rabu (18/3) kemarin.

Tradisi adat tolak balak yang sudah turun temurun ini bertujuan untuk meminta keselamatan kepada sang Maha Kuasa agar Pulau Belitong terhindar dari musibah dan mala petaka.

Ritual ini dipimpin oleh Ketua FKAB Mukti Maharif, yang berasal dari Kecamatan Membalong.

“Kami mengajak masyarakat, tokoh adat dan juga tokoh agama untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Belitung,” kata bupati yang akrab dipanggil Sanem usai ritual doa bersama kepada Belitong Ekspres (Grup FIN).

Sanem mengatakan, selain melakukan pendekatan secara medis, pihaknya juga melakukan pendekatan secara adat untuk mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini.

Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada setiap desa untuk melakukan Selamat Kampong di masing-masing desa. Lantas, kalau ada acara Maras Tahun untuk dilakukan secara wajar.

“Mudah-mudahan dengan doa kita bersama ini, kita bisa terhindar dan di jauhkan dari virus Corona dan musibah lain. Kesehatan, kehidupan semuanya adalah keridhaan Allah. Saya harap tetap tenang dan selalu waspada,” tandasnya.

Sementara itu Ketua Forum Perdukunan dan Adat Belitung (FKAB) Mukti Maharif mengatakan, kegiatan ini diisi dengan melantunkan doa tolak bala.

Tujuannya, agar masyarakat Pulau Belitong khususnya, dapat terhindar dari covid-19 maupun segala macam bentuk malapetaka, bencana, musibah dan berbagai hal buruk lainnya.

Die menjelaskan, dalam tahapan kegiatan ritual tolak bala ini juga dilakukan membakar gaharu. Itu sebagai simbol adat Perdukunan yang ada di daerah dan sudah turun temurun dilakukan. Menurutnya, kegiatan itu merupakan ritual rutin dan sudah turun dilaksanakan di Pulau Belitung

“Virus Corona ini sudah sangat meresahkan, bukan hanya di daerah kita tetapi juga di Indonesia. Kita coba mencegah dengan batin. Sebagai umat muslim, tidak ada yang hemat di mata Allah kami hanya meminta kepada Allah agar Pulau Belitung khususnya diberikan perlindungan dan terhindar dari marabahaya,” pungkasnya. (rez/be/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images