iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (kip-kuliah.kemdikbud.go.id)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan, bahwa terhitung mulai semester depan atau awal tahun ajaran baru, seluruh urusan yang menyangkut Kartu Indonesia Pintar (KIP Kuliah) tidak lagi berada di bawah kewenangan Ditjen Pendidikan Tinggi.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemendikbud, Aris Junaidi mengatakan, bahwa mulai semester depan kepengurusan KIP Kuliah langsung berada di bawah satuan kerja khusus, yakni Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan.

“Ada Satker (satuan kerja) tersendiri di bawah Setjen Kemendikbud,” ujar Aris, Senin (30/3).

Kendati demikian, Aris memastikan bahwa semua penerima beasiswa Bidikmisi akan mendapatkan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Tercatat saat ini ada 368 ribu penerima beasiswa Bidikmisi yang akan beralih menjadi penerima KIP Kuliah.

“Semua masih punya hak Bidikmisi yang sekarang namanya berganti KIP-K itu akan mendapatkan kartu (KIP Kuliah,” jelasnya.

Aris menambahkan, nantinya kartu tersebut sekaligus bisa digunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). “Kartu ini sudah disetujui Bank Indonesia.

“Nanti BI akan menginstruksikan bank mitra lalu bank mitra akan mencetak KIP Kuliah. Jadi saat yang on going atau yang baru akan mendapatkan kartu yang berfungsi seperti ATM,” terangnya.

Penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) diharapkan betul-betul serius dalam perkuliahan. Karena target dari program KIP Kuliah dan Bidikmisi yang sedang berjalan ini adalah menghasilkan SDM unggul.

Wakil Ketua II Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Sutrisna Wibawa menegaskan, bahwa anggaran yang digunakan untuk program KIP Kuliah ini berasal dari uang negara.

“Jadi sudah menjadi tanggung jawab penerima KIP Kuliah untuk giat belajar, berinovasi, dan mencerdaskan diri, serta menggunakan ilmunya untuk membangun Indonesia,” katanya.

Terlebih lagi, kata Sutrisna, Indonesia pada 2045 akan memasuki usia emas dan harus diisi oleh SDM unggul. Artinya, di dalam KIP Kuliah tersebut ada tanggung jawab untuk negara dengan mengisi belajar dan berinovasi.

“Adik-adik ini harus jadi pelopor dan contoh ke depan membangun Indonesia,” ujarnya.

Sutrisna juga mengingatkan, bahwa 2045 merupakan waktu yang lama. Sehingga harus mulai dibangun mulai sekarang untuk mewujudkan Indonesia emas.

“Itu bukan waktu yang pendek. Perkembangan dunia luar biasa. Revolusi industri sudah sampai pada 4.0 dengan era digital dan informasi diikuti era 5.0 yang dicetuskan di Jepang,” tuturnya.

“Seiring revolusi industri 4.0 antara teknologi masyarakat. Indonesia harus siap dan adik-adik KIP Kuliah harus mengambil peran,” imbuhnya.

Sebagai informasi, untuk tahun ini kuota KIP Kuliah mencapai 400 ribu mahasiswa. Sementara saat ini yang sudah menerima beasiswa yang dulunya bernama Bidikmisi ini sudah 368 ribu.

Penerima KIP Kuliah akan mendapatkan pembiayaan yang sama dengan besaran bantuan pendidikan di program Bidikmisi. Setiap penerima KIP Kuliah akan mendapat pembiayaan sebesar Rp6,6 juta per mahasiswa yang dibayarkan setiap semester.

Pembiayaan tersebut terbagi atas dua komponen. Yakni bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar Rp2,4 juta/semester/mahasiswa dan bantuan biaya hidup yang dibayarkan ke rekening mahasiswa sebesar Rp4,2 juta/semester/mahasiswa. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images