iklan Greysia Poli/ Apriani Rahayu.
Greysia Poli/ Apriani Rahayu. (FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Pebulu tangkis putri Indonesia, Greysia Polii mengambil hikmah dari banyaknya kejuaraan yang tertunda akibat Covid-19. Menurut pemain spesialis ganda putri itu, penundaan itu membuat dirinya bisa melakukan rehat sejenak dari akitivitas yang padat. Ya, Greysia menceritakan bahwa lingkungan atlet yang begitu kompetitif membuatnya sejak kecil tak pernah benar-benar menikmati waktu liburnya.

Peraih medali emas Asian Games 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari ini menjelaskan, jika atlet libur terlalu lama bisa membuatnya tertinggal dari para pesaingnya. Namun, untuk kali ini ia tak memikirkan hal tersebut. Akan tetapi bukan berarti, Greysia tidak menjalani latihan. Diketahui, PBSI tetap mengadakan kegiatan latihan di sela karantina tertutup di area Pelatnas Cipayung. Namun, program latihan yang dilangsungkan tidaklah seperti biasanya. Tujuan latihan itu hanya untuk menjaga kebugaran atlet.

“Dulu kalau libur, sehari dua hari masih oke. Di hari ketiga rasanya mau buru-buru latihan lagi. Sekarang kan ibaratnya dunia juga sedang beristirahat, saya nggak kepikiran ketinggalan dari lawan yang sudah latihan, jadi kali ini lebih peaceful,” ujar Greysia seperti dikutip situs resmi PBSI, Selasa (21/4).

“Bukannya gimana ya, tapi biasanya kan atlet dari kecil memang jadwalnya padat. Kami ada tuntutan selalu dalam peforma yang bagus sehingga bisa bersaing, bukan cuma nasional tapi di dunia. Dari dulu sudah memikirkan target, begitu terus dari kecil, jadi masa sekarang ini saya manfaatkan untuk rehat, bukan cuma fisik tapi juga pikiran,” tambahnya menjelaskan.

Greysia sendiri merasakan dampak dari wabah Covid-19, sejak sepulangnya menjalani turnamen All England 2020 beberapa waktu lalu. Pasalnya, sejak pulang dari salah satu turnamen paling bergensi tersebut, Greysia dan kawan-kawan harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di Pelatnas Cipayung. “Sejujurnya waktu pulang dari All England itu rasanya tenang di masa isolasi. Akhirnya sebagai atlet saya bisa merasakan istirahat tanpa merasa dikejar-kejar. Biasanya kan libur sebentar sudah mikirin target, jadwal latihan lagi, tanding lagi,” tuturnya.

Imbas wabah Covid-19 mulai terasa di berbagai lapisan masyarakat termasuk para insan olahraga. Dari sisi atlet, berkurangnya turnamen dan waktu latihan tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Apalagi tahun ini menjadi tahun yang krusial menuju event akbar Olimpiade Tokyo 2020 pada tahun depan.

“Sekarang perasaan saya flat saja. Saya lebih mempersiapan diri ke olimpiade tahun depan. Persiapannya lebih ke mental dan pikirannya dulu. Biar gimana pun kemarin kan rasanya olimpiade sudah di depan mata, tiba-tiba ditunda. Jadi saya lebih jaga mood, apalagi di umur saya sekarang, banyak yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Greysia mengaku bahwa dirinya tetap berusaha untuk menjaga peak performance-nya hingga olimpiade tahun depan. Mulai dari kekuatan mental, self control dan menjaga mood-nya. Ia mengaku akan lebih meningkatkan performa fisik jika nanti sudah bisa berlatih dengan normal.

PBSI sendiri rencananya akan mulai menerapkan program latihan intensif mulai 2 Juni 2020 atau setelah hari raya Idul Fitri. Latihan pada tahap ini sudah mulai normal kembali karena para atlet akan menjalani program persiapan menuju turnamen, seandainya turnamen sudah bisa berjalan pada Agustus 2020. (gie/fin/tgr)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images