Denni menambahkan angka tersebut menunjukkan tingginya antusias masyarakat terhadap program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari para calon pencari kerja di tengah pandemi Covid-19. Tak hanya itu, pencapaian itu turut mengindikasikan bahwa pemerintah dapat menciptakan sebuah mekanisme pendaftaran yang inklusif, accessible, dan mudah bagi masyarakat Indonesia. ”Itu merefleksikan animo dari masyarakat ditambah dengan kemudahan mendaftar serta informasi yang sampai kepada masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, Denni menyatakan pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan IT untuk memastikan semua proses dapat berjalan dengan baik. Ia juga mengimbau agar masyarakat dapat segera mendaftar program Kartu Prakerja gelombang dua karena penutupannya dilakukan pada Kamis (23/4) pukul 16.00 WIB. ”Pendaftaran gelombang kedua ditutup besok pukul 16.00 WIB karena kami belajar dari pengalaman bahwa memproses data, verifikasi kembali, dan memastikan tidak terjadi kesalahan dalam menciptakan virtual account ternyata sangat kompleks,” jelasnya.
Terpisah, Kementerian Ketenagakerjaan sedang menyiapkan program padat karya infrastruktur. Program ini merupakan program strategi jangka pendek yang diupayakan untuk para korban PHK terdampak pandemi Covid-19. ”Jadi program ini terutama untuk yang terdampak PHK, selain (program) Kartu Prakerja,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam sesi diskusi secara daring.
Program tersebut menargetkan para pekerja atau buruh yang terkena dampak PHK akibat wabah Covid-19 yang melumpuhkan perekonomian tidak hanya di Indonesia tetapi juga hampir di seluruh dunia. Dalam perencanaannya Kemenaker bekerja sama dengan serikat pekerja, serikat buruh dan kegiatannya adalah dengan mempekerjakan korban PHK untuk melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan-kawasan industri, perusahaan dan di gerbang-gerbang desa, guna mengurangi risiko penyebaran.
Dalam program tersebut, Kemenaker juga memberikan insenfit sebagai perangsang kerja bagi para korban PHK. ”Ini sebenarnya program reguler, tetapi disesuaikan karena penerima manfaatnya adalah korban PHK dan programnya lebih banyak untuk penyemprotan disinfektan,” katanya.
Kemudian, selain padat karya infrastruktur, Kemenaker juga membuat program padat karya produktif sebagai bagian dari strategi jangka pendek yang diupayakan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19. Program padat karya produktif tersebut, kata Menaker, menargetkan masyarakat desa dan juga para korban PHK. ”Kami akan memperkuat BLK (Balai Latihan Kerja) yang dimiliki Pemerintah Pusat dan BLK milik Pemerintah Daerah,” katanya.
Kemenaker juga, katanya, telah memiliki 1.113 BLK komunitas yang bisa diarahkan untuk melakukan program karya produktif. ”Juga kami mengajak lembaga-lembaga pelatihan kerja yang lain yang selama ini memang bekerja sana dengan Kemenaker,” ujar menteri.
Bentuk kegiatan dari program padat karya produktif adalah untuk merespons kebutuhan masyarakat di tengah pandemi COVID-19, yaitu dengan membuat masker, disiinfektan dan handsanitizer. Hasil produksi dari program tersebut akan dijual dengan harga murah kepada masyarakat desa dan kepada masyarakat di sekitar daerah tempat produksi. (fin/ful)
Sumber: www.fin.co.id