JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Penerapan physical distancing di bulan Ramadan tampaknya bukan hal yang mudah. Kerumunan pedagang di waktu ngabuburit masih masih saja terjadi di beberapa lokasi di Kota Resik ini.
Seperti halnya di Jalan Bumi Resik Indah Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes. Rabu (29/3) sore, puluhan pedagang membuka lapak dan dikerumuni warga yang hendak jajan atau sekadar nongkrong.
Terlihat beberapa petugas Satpol PP berusaha mengimbau warga supaya tidak berkerumun. Namun imbauan itu seolah tidak digubris oleh warga yang semakin sore semakin meramaikan lokasi.
Salah satu pedagang mainan dan asesoris, Ujang (35) yang mengaku setiap bulan Ramadan sudah terbiasa membuka lapak di tempat tersebut. Selain Ramadan, dia biasa berjualan di sekolah-sekolah dasar, terkecuali setelah pemberlakuan belajar di rumah. “Kalau bulan puasa sudah biasa jualan di sini,” tuturnya.
Disinggung kekhawatirannya tertular virus corona, hal itu tidak dia pungkiri. Namun kebutuhan hidup mendesaknya untuk melakukan berbagai upaya supaya tetap bisa berpenghasilan. “Kalau tidak jualan anak-anak saya makan dari mana,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Tasikmalaya Yogi Subarkah menjelaskan, sebelumnya pihaknya sudah meminta para pedagang untuk berjualan. Alasannya supaya mencegah penularan covid-19 yang sedang mewabah. “Sudah kita ingatkan, tapi masih saja mereka berjualan,” tuturnya.
Untuk melakukan pembubaran secara paksa, pihaknya tidak punya dasar yang cukup kuat. Untuk sementara dia menempatkan petugas supaya kondisi di lokasi tersebut tidak terlalu berkerumun. “Karena tidak ada larangan berjualan, jadi tidak bisa kita bubarkan,” kata dia.
Namun demikian, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kecamatan Cipedes dan para tokoh masyarakat. Hal itu guna menyikapi Pasar Ramadan tersebut karena pedagang yang membuka lapak kebanyakan bukan warga setempat. “Nanti solusinya masih kita kaji dengan Pemerintah Kecamatan (Cipedes, Red),” terangnya.(rga)
Sumber: www.fin.co.id