iklan Amri Ikhsan.
Amri Ikhsan. (Ist)

Kedua, berisi 8 keterampilan yang paling dicari diera global; memecahkan masalah, ketangguhan (tidak mudah menyerah), motivasi untuk berprestasi, pengendalian diri, teamwork, prakarsa, kepercayaan diri dan etika (Bank Dunia, 2014)

Proses pembelajaran mengarahkan peserta didik untuk berpikir kreatif, berpikir HOTS dan berinisiatif mencari pemecahan masalah yang berhubungan dengan Covid-19 atau masalah masalah lain. Solusinya bisa dari sisi pendidikab, agama, kesehatan, pangan, sosial, ekonomi, dsb.

Ketiga, adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual merupakan basis utama yang tak bisa lagu ditawar-tawar dalam proses pembelajaran. Ini berlaku bagi segenap stakeholder. Tidak ada kecerdasan yang diistimewakan, semuanya penting untuk bangsa dan negara.

Keempat, memperkuat daya belajar siswa dan guru. Kurikulum ini berisi informasi valid tentang penting belajar, siswa akan belajar mandiri, akan mencari referensi sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Sedangkan guru berperan menjadi fasilitator, dinamisator, dan motivator.

Memberdayakan siswa untuk berpikir kritis, HOTS dan kreatif dalam membuat setiap keputusan. Mengarahkan siswa berkemampuan menerima dan terbuka terhadap gagasan baru dan percaya diri dalam mengemukakan gagasan dan informasi dalam bahasa yang komunikatif, jernih, jelas, dan percaya diri.

Setiap individu siswa memiliki kemampuan untuk belajar apa yang diinginkannya, tapi lingkungan (termasuk guru dan orangtua) sering men-discourage mereka sehingga menyebabkan mereka kehilangan percaya diri untuk belajar menghadapi tantangan/kesulitan. (Jo Boeler, 2019)

Kelima, memaksimalkan peran guru dengan memperkuat kemampuan profesional, pedagogis, dan teknologi terkait dengan pembelajaran dan efektivitas guru dalam pembelajaran menjadi perhatian khusus.

Kurikulum yang baik dan guru yang kreatif akan mampu menambah ‘stamina’ pembelajaran siswa. Guru berkualitas ialah guru yang memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu proses pembelajaran (Hammond, 2000).

Keenam, memberi ruang kepada peserta didik untuk memegang teguh prinsip moral, memiliki integritas, jujur, dan perasaan keadilan, memiliki kepekaan dan perasaan empati terhadap kebutuhan dan perasaan pihak lain dan senantiasa berbuat yang terbaik untuk dirinya, orang tua sekolah, dan masyarakat.

Ketujuh, mengajarkan apa yang dibutuhkan siswa ke depan. Dalam konteks ini, fenomena dipelajari sebagai entitas yang lengkap dalam konteksnya yang sebenarnya, dan informasi serta keterampilan yang terkait dengannya dipelajari dengan melintasi batas materi pelajaran atau lintas disiplin (MI, 2019).

Struktur kurikulum berbasis fenomena mendorong terciptanya peluang untuk mengintegrasikan mata pelajaran dan tema yang berbeda sehingga dapat mendukung penerapan metode pembelajaran yang bermakna, seperti pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah (PBL), pembelajaran proyek, dan portofolio. (Pasi Sahlberg (2019),

Kedelapan, memanfaatkan teknologi. Sejatinya, pendidikan tidak dibatasi dinding kelas, pembelajaran menjadi dinamis dan aplikatif dengan pemanfatan digital sebagai salah satu media. Guru adalah adalah guru masa depan mempersiapkan peserta didik siap menghadapi tantangan dan mampu bersaing di era revolusi industry 4.0.

Kesembilan, literasi informasi: 1) mengenali informasi yang dibutuhkan; 2) menentukan cara untuk menyelesaikan kesenjangan informasi; 3) mengkonstruksi strategi untuk mendapatkan informasi; 4) mencari dan mengakses; 5) membandingkan dan mengevaluasi; 6) mengorganisir, melaksanakan dan berkomunikasi; 7) meringkas dan menciptakan (SCONUL, 2006). Ini bertujuan supaya siswa tidak terpapar berita hoaks.

Mudah mudahan kurikulum ini merupakan jalan tengah bagi pelaksanaan pembelajaran ditengah pandemi covid-19, tanpa mengurangi substansi pembelajaran

*) Penulis adalah Pendidik di Madrasah

 


Berita Terkait



add images