iklan MEMOHON AMPUNAN: Dengan bermasker, jamaah menengadahkan kedua tangan. Mereka berdoa agar pandemi Covid-19 segera rampung. Tahun ini masjid tidak menggelar salat Idul Fitri.
MEMOHON AMPUNAN: Dengan bermasker, jamaah menengadahkan kedua tangan. Mereka berdoa agar pandemi Covid-19 segera rampung. Tahun ini masjid tidak menggelar salat Idul Fitri. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO– Virus Covid-19 membuat banyak masjid meniadakan salat Idul Fitri. Salah satunya Masjid Nasional Al Akbar. Meski demikian, masyarakat diminta tetap menjalankan salat Id di rumah. Meskipun pelaksanaannya tanpa khotbah. Salat tersebut bisa juga dilaksanakan secara sendirian.

Kepastian peniadaan salat Idul Fitri di Masjid Al Akbar didapat kemarin. Keputusan tersebut mempertimbangkan sejumlah aspek. Salah satunya, antisipasi membeludaknya jamaah yang tidak bisa masuk ke masjid. ”Kalau di dalam masih bisa kami atur sesuai SOP kesehatan. Nah, yang di luar bagaimana?” ucap Ketua Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar M. Sudjak kemarin.

Sebab, lanjut dia, saat Lebaran, jumlah jamaah bisa mencapai puluhan ribu orang. Sementara itu, dalam SOP yang berlaku, setiap orang diberi jarak 2 meter, baik dari samping maupun belakang.

Daya tampung Masjid Al Akbar saat pandemi ini hanya 10 persen dari biasanya. Artinya, jika sebelumya mampu menampung 40 ribu orang, sekarang hanya empat ribu jamaah.

Menurut Sudjak, banyaknya masjid yang tidak mengadakan salat Idul Fitri bukan alasan untuk tidak menunaikan ibadah tersebut. Sebab, selain hanya satu tahun sekali, hukum salat Idul Fitri adalah sunah muakad atau mendekati wajib. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap salat di rumah. Apalagi, MUI sudah memberikan imbauan dan tata cara salat Idul Fitri di rumah.

Dia menjelaskan, salat Idul Fitri bisa dilakukan di rumah dengan berjamaah atau sendiri. Nah, jika di keluarga tidak ada yang bisa khotbah, bisa juga ditiadakan. Jadi, setelah dua rakaat, salat Id langsung selesai, tidak seperti di masjid pada umumnya. ”Kalau ada yang bisa, alangkah baiknya dilakukan dengan khotbah,” terangnya.

Untuk waktu salat, masyarakat bisa berpatokan pada terbitnya matahari. Menurut Sudjak, sangat mungkin salat Idul Fitri dilaksanakan pukul 06.00−07.00. Melihat situasi seperti sekarang, cara untuk beribadah tidaklah kaku. Dengan tujuan, semua umat bisa tetap beribadah di tengah kondisi kritis.

Karena itu, pada hari raya nanti, masyarakat diimbau untuk tetap salat dan bermunajat. Menurut dia, khusus untuk wilayah yang masih berada di zona aman atau dapat dikendalikan, salat masih bisa dilakukan di masjid, langgar, atau lapangan. Asalkan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Upaya itu dilakukan tak lain untuk mencegah penularan virus Covid-19. Jadi, pada hari kemenangan nanti, umat Islam memang harus menjalani situasi yang sebelumnya jarang terjadi. Namun, kondisi seperti sekarang bukan tak mungkin merupakan cara Tuhan untuk membuat kita bermuhasabah. Termasuk mensyukuri apa pun yang sudah dimiliki. ”Insya Allah, musibah ini segera berlalu,” jelasnya.(omy/c6/git)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images