iklan Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

Dia menjelaskan dua kasus perampokan lain masih dalam penyelidikan kepolisian.

Lebih lanjut Yusri menjelaskan, selain perampokan sepsialis minimarket, selama pandemi COVID-19 juga marak terjadi kejahatan jalan lain. Contohnya pembegalan. Namun dia tidak merinci berapa banyak kasus begal terjadi.

“Banyak pelaku-pelaku memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 ini mereka coba untuk melakukan tindak pidana dengan kekerasan dan juga dengan pemberatan yang ada,” jelas dia.

Untuk mengantisipasi, pihak kepolisian melalui satuan tugas yang dibentuk telah melakukan pemetaan lokasi dan waktu rawan kejahatan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat personel yang melakukan patroli.

Pasalnya, sebelum melancarkan aksinya, para pelaku sudah pasti lebih dulu memantau lokasi yang ideal untuk melakukan perampokan.

Selain pencegahan dari sisi personel, pihak kepolisian juga telah melakukan audiensi kepada asosiasi minimarket yang berbasis di wilayah DKI Jakarta. Mereka diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan selama masa pandemi, misalnya dengan menyiagakan petugas keamanan atau sekuriti.

“Kenapa sasarannya ke minimrket, karena mereka (perampok) anggap di minimarket itu ada uang cash,” kata dia.

“Kedua, sistem pengamanannya itu memang lemah, yang ada cuma petugas pelayanan saja yang ada di minimarket. Kalau ada sekuriti di situ mereka tidak akan berani,” lanjutnya.(gw/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait