iklan Ustad NU ‘Serang’ Felix Siauw: Belajar Agama Lagi yang Benar
Ustad NU ‘Serang’ Felix Siauw: Belajar Agama Lagi yang Benar

JAKARTA- Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin mengkritik bacaan Alquran Ustad Felix Siauw. Ahmad Ishomuddin membuat kritikan itu melalui sebuat tulisan di akum facebooknya dengan judul: Belajar Dulu Baca Alqurab dengan benar kepada para ahlinya sebelumnya menjadi ustad.

“Baru-baru ini saya membuka Facebook, tidak sengaja menemukan sebuah video singkat Felix Siauw. Saya sengaja menontonnya karena merasa penasaran. Terlihat jelas konteksnya, Felix sedang bermaksud menafsirkan kata “hikmat” pada sila keempat Pancasila dengan mengutip Qs. al-Jumu’ah ayat 1 di hadapan beberapa orang berseragam putih-putih, sepertinya seragam “pasukan” FPI.” Tulis Ishomudiin dikutip pada Jumat (3/7).

“Mungkin saja motivnya agar ia sebagai tokoh ex-HTI tidak lagi dituduh sebagai orang yang anti Pancasila, ” sambung dia.

Dia menilai, Felix Siauw dalam menafsirkan ayat dalam surat Aljumaah telah terjadi kesalahan.

“Awalnya Felix bertanya, “Oke coba lihat! Arti kata “hikmat”. Ada yang hapal surat al-Jumu’ah ayat pertama?” Sebelum ada yang menjawab pertanyaannya, Felix dengan tergesa-gesa menjawab sendiri pertanyaannya itu dengan membaca potongan ayat itu, “Sabbaha lillahi ma fissamawati wal-ardl? ??? ??? ?? ?? ???????)( ?????? ” Lalu, seseorang bermaksud menyempurnakan potongan ayat itu, “wa in tubdu ma…” Tetapi karena keliru, atau karena tidak hapal, Felix pun segera menyela, “Bukan! (yakni bukan itu bunyi selanjutnya, tetapi) al-malikulquddus ‘azizul-hakim. Ada kata-kata “hakim”. Hakim artinya adalah orang yang memiliki hikmah”. Tulisnya.

Dalam bca ayat itu, Felix Siauw dianggap melakukan banyak kesalahan dalamembaca dan menafsirkan ayat tersebut.

“Al-Jumu’ah ayat 1 itu. Kesalahan itu menurut ilmu tajwid bukan terkategori sebagai kesalahan yang ringan (al-khatha’ al-khafiy), melainkan kesalahan yang fatal (al-khatha’ al-jaliy).” Katanya.

Dia mengatakan, ilmu agama Felix Siau belum memadai, sehingga kesalahan itu dia maklumi. “Kekeliruannya itu wajar karena bekal ilmu agamanya yang amat terbatas dan belum memadai.” Ungkapnya.

Dia nelanjutkan, kesalahan fatal lainnya, Felix telah mengurangi dua kata dalam satu redaksi ayat di atas, yaitu satu kata benda “ma (??)” dan satu huruf jarr/ preposition (??)” dalam kalimat yang lengkapnya adalah “wa ma fil-ardli (??? ?? ?????), sehingga menjadi “wal-ardli (??????)”.

“Padahal, membaca al-Qur’an dengan benar itu wajib, sehingga bacaan yang sebaliknya seperti mengurangi satu huruf saja (nuqshan al-harfi) dari ayat al-Qur’an atau menambahinya satu huruf (ziyadat al-harfi), menukar satu huruf dengan huruf lainnya (tabdil al-harfi bil-harfi), atau merubah beberapa harakat dan sukun (taghyir al-harakat wa al-sakanat) itu terkategori sebagai kesalahan fatal atau al-khatha’ al-jaliy, yang jelas hukumnya haram.” Pungkasnya.

Di akhir tulisan, Ishomuddin menyarankan agar Felix Siauw agar kembali merenungkan dan menyadari kekeliruannya. Dan lebih banyak belajar ilmu agama pada ahlinya.

“Agar kembali ke jalan yang benar dengan cara lebih banyak lagi belajar ilmu-ilmu agama kepada para ahlinya sebelum mengajarkannya kepada umat Islam. Berhentilah berkhayal menghabiskan usia yang amat singkat untuk mengganti sistem pemerintahan yang telah amat mapan di dunia ini dengan khilafah.” Tulisnya.

“Itulah kekhilafan yang selama ini Felix Siauw meyakininya sebagai sebuah kebenaran mutlak. Padahal, membaca satu ayat saja ternyata masih banyak kesalahan, apalagi menafsirkannya, atau apalagi menerapkannya. Jangan pernah tanpa sadar menjadi orang yang sesat dan menyesatkan.” Tutup dia. (dal/fin).


Sumber: www.fin.com

Berita Terkait



add images