iklan khabib nurmagomedov
khabib nurmagomedov

JAMBIUPDATE.CO, MOSKOW- Petarung UFC asal Rusia Khabib Nurmagomedov akan menghadapi melawan Justin Gaethje (Amerika Serikat/AS) pada September mendatang. Ini merupakan laga bergengsi untuk gelar juara dunia kelas ringan UFC. Sebelumnya, Khabib mundur dari pertarungan melawan Tony Ferguson di UFC 249. Sayangnya di tengah padatnya latihan, petarung Muslim Tatar ini mendapat kabar duka.

Sang ayah, Abdul Manap Nurmagomedov dikabarkan wafat di usia 57 tahun, Jumat (3/7). Dari keterangan RT, penyebab meninggalnya karena komplikasi setelah positif terinfeksi Covid-19. Diketahui, Abdulmanap menderita serangan jantung usai dokter memvonisnya terkena virus korona yang mematikan. Ia menjalani operasi bypass jantung, hingga akhirnya ia harus mengalami koma selama dua kali. Tim dokter pun menyebut statusnya “Darurat tapi stabil”.

Pertarungannya melawan Covid 19 membuat pria kelahiran Dagestan, Rusia itu tak berdaya. Pria yang juga pelatih Khabib di saat masih belia kini pergi untuk selama-lamanya. Dalam siaran televisi pemerintah, Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov melaporkan kabar duka itu beberapa menit usai Azan Magrib dikumandangkan.

Diketahui, Abdul Manap harus dibawa ke rumah sakit setelah mendapat gejala yang mirip pneumonia akhir April lalu. Sayangnya, ia menolak untuk menjalani tes Swab corona. Hingga akhirnya, kondisi Abdulmanap semakin tidak stabil. Dengan jet pribadi, ia pun diterbangkan ke Moskow untuk mendapatkan perawatan intensif. Lewat intervensi Pemerintah Rusia, ia ditempatkan di bangsal VIP rumah sakit militer.

 

Lewat serangkaian tes, akhirnya tim dokter menyatakan ia positif Covid-19. Selang beberapa hari, virus terus menggerogoti imun tubuhnya dan tak lama kemudian serangan jantung menyerangnya. Setelah operasi jantung, Abdulmanap mengalami koma yang diinduksi secara medis. Ia sempat sadar sebelum akhirnya meninggal karena penyakit tersebut.

Bagi warga Kirovaul, Dagestan, sosok Abdulmanap lebih dikenal sebagai pegulat gaya bebas. Saat wajib militer, dia juga mendalami bela diri judo dan sambo. Di sana, Abdulmanap dilatih oleh Peter Butriy yang merupakan pelatih kehormatan Pasukan Khusus Uni Soviet. Setelah berkeluarga dan menjadi pelatih, Abdulmanap berhasil mengantarkan adiknya menjadi juara nasional sambo. Dari sana, tekad Abdulmanap untuk mendidik calon juara dunia makin berkembang.

Totalitasnya membangun Khabib sudah dimulai sejak putranya berusia empat tahun. Bagian dari rumah keluarga mereka menjadi pusat kebugaran di mana Khabib mempelajari bela diri. Khabib kecil pun berlatih bersama anak didik sang ayah. “Khabib memang aktif, bahkan anda bisa kewalahan menjaganya. Dia suka memanjat, melompati sesuatu seperti sungai, halaman rumah tetangga, hingga pepohonan,” ujar Abdulmanap dalam wawancara dengan RT.

“Sejak usia 15-16, saya tak bakal memberikan kelonggaran pada tiap atlet, termasuk Khabib. Mereka harus fokus sejak mereka berstatus sebagai atlet nasional. Sekolah, Dagestan, dan negara ini berharap pada mereka,” kata Abdulmanap menambahkan.

Dari ruang kecil di rumahnya, Abdulmanap mendapatkan reputasinya sebagai pencetak juara. Seorang spesialis gulat dan samboini menjadi salah satu pelatih paling disegani di tanah kelahirannya dan kemudian meraih kemasyhuran internasional seiring keberhasilan putranya tersebut.

Meskipun ditolak untuk visa AS pada banyak kesempatan, yang melarangnya menghadiri sebagian besar perkelahian Khabib termasuk mempertahankan gelar 2018 melawan Conor McGregor di Las Vegas, Abdulmanap hadir di Abu Dhabi untuk menyaksikan putranya menyatukan gelar UFC melawan Dustin Poirier, tahun lalu. Ia pun menemani Khabib saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin usai melibas raksasa Irlandia, McGregor. Kini latihan Khabib dalam ketidakpastian setelah kematian ayah dan pelatihnya. (fin/tgr)


Sumber: www.fin.com

Berita Terkait



add images