iklan Idul Adha 2020, Baiknya Tak Mudik
Idul Adha 2020, Baiknya Tak Mudik (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Pemerintah memastikan tak ada larangan mudik Hari Raya Idul Adha 2020. Meski demikian disarankan agar masyarakat tak mudik mengingat penyebaran COVID-19 masih tinggi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Idul Adha pihaknya telah menginstruksikan jajarannya membuat langkah-langkah strategis.

Dia menilai lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada transportasi antarkota maupun di dalam kota, karena masyarakat yang akan bersilahturahmi maupun berlibur seusai menjalankan ibadah Idul Adha.

“Kami telah lakukan antisipasi di simpul-simpul transportasi, di jalan-jalan nasional dan tol, dan di daerah wisata yang diprediksi akan terjadi peningkatan arus kendaraan karena long weekend mulai Jumat, Sabtu dan Minggu,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (29/7).

Kemenhub telah mempersiapkan personel, serta berkoordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian, dan Dinas Perhubungan di daerah untuk meningkatkan pengawasan di lapangan, serta dengan para operator transportasi.

Menhub menambahkan pada Idul Adha tahun ini, tidak ada kebijakan pelarangan mudik seperti pada Idul Fitri lalu. Namun, sebaiknya tidak melakukan perjalanan mudik, karena masih tingginya penyebaran COVID-19.

Namun, jika tetap memaksa mudik, dia meminta kepada masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pada saat menggunakan transportasi publik. Protokol kesehatan yang perlu dijalankan adalah memakai masker dan pelindung wajah, menjaga jarak, sering mencuci tangan/membawa hand sanitizer, memastikan telah melakukan rapid test/PCR dengan hasil non reaktif/negatif.

“Sedangkan bagi operator transportasi untuk bersama-sama menciptakan transportasi yang aman dan produktif,” katanya.

Terpisah, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono memastikan tidak ada penyekatan dalam penjagaan di jalur-jalur mudik pada libur Idul Adha 1441 Hijriyah akhir pekan ini. Namun, dia juga meminta agar masyarakat tak melakukan perjalanan mudik.

“Tidak ada penyekatan sama sekali. Kami (pengamanan) normal saja, pada momentum ini menitikberatkan pada kesadaran masyarakat untuk tidak pulang kampung,” katanya.

Istiono mengatakan tidak ada larangan mudik dari pemerintah terkait libur Idul Adha. Namun diharapkan masyarakat memiliki kesadaran tinggi terhadap bahaya penularan COVID-19 sehingga gelombang mudik Idul Adha tidak terjadi secara besar-besaran.

Dikatakannya, sebanyak 15 ribu personel Lalu Lintas dikerahkan untuk mengamankan arus mudik Idul Adha 1441 Hijriyah akhir pekan ini.

Istiono memprediksi akan ada gelombang mudik pada akhir pekan ini karena Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Jumat sehingga ada tiga hari libur yang diperkirakan akan dimanfaatkan masyarakat untuk pulang kampung.

Sejumlah jalur yang akan dijaga polisi adalah jalan arteri dan tol dari Jakarta hingga Jawa Timur serta jalan arteri dan tol Banten hingga ke Sumatera.

“Kegiatan (pengamanan mudik) ini fokus pada jalur tol, arteri dan tempat-tempat pariwisata,” tuturnya.

Pihaknya mengimbau agar pemudik selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menggunakan hand sanitizer.

Dia berujar bagi pemudik yang tidak memakai masker, hanya akan diberi teguran oleh polisi. Kemudian bagi pemudik yang tidak memiliki masker, akan diberikan masker.

“Anggota (polisi) sudah dibekali masker semua. Bila masyarakat tidak pakai masker, kami kasih masker. Pendekatan kami secara persuasif, humanis, tidak ada penegakan hukum,” tuturnya.

Selain menempatkan polisi di jalur-jalur mudik, polisi juga disiagakan di lokasi-lokasi salat Idul Adha dan lokasi pemotongan hewan kurban.

Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan pihaknya telah menyiapkan 28 pos pengamanan mengantisipasi lonjakan arus mudik.

“Nantinya ada 28 titik pos pam yang akan disebar diseluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya,” katanya.

Sambodo menjelaskan, pos pengamanan tersebut akan ditempatkan di jalan tol, jalur arteri, terminal, pelabuhan, stasiun dan tempat wisata yang berpotensi menjadi titik keramaian.

Pihaknya juga telah menyiapkan 749 personel yang mengawal pos pengamanan.

“Melibatkan 749 personel Ditlantas dalam rangka pam arus libur, mudik dan balik Idul Adha,” ujarnya.

Diketahui berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 hingga Rabu (29/7) kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 2.381 orang hingga total mencapi 104.432 kasus.

Ribuan kasus baru ini tersebar di 29 provinsi. DKI Jakarta melaporkan jumlah terbanyak yakni 577 kasus.

Kemudian disusul Jawa Timur 359 kasus, Jawa Tengah 313, Sumatera Utara 241, Sulawesi Selatan 128, Kalimantan Selatan 102 dan Gorontalo 102. Jawa Barat 96, Bali 61, Sulawesi Utara 58, Kalimantan Timur 57, Aceh 45 dan Nusa Tenggara Barat 40.

Berikutnya, Sumatera Selatan 34, Maluku Utara 31, Papua 26, Sumatera Bbarat 17, Papua Barat 16, Banten 15 dan DI Yogyakarta 15. Jambi 15, Kepulauan Riau 8, Sulawesi Tenggara 7, Riau 6, Sulawesi Barat 6, Bangka Belitung 2, Bengkulu 2, Maluku 1 dan Sulawesi Tengah 1.

Sementara itu, ada lima provinsi melaporkan tidak ada penambahan kasus baru Covid-19. Mereka adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan pasien sembuh sebanyak 62.138. Total pasien sembuh tersebut setara dengan 59,5 persen dari data terkonfirmasi positif. Angka tersebut meningkat 1.599 kasus sembuh dari Selasa (28/7).(gw/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images