iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan, sebanyak 167.653 peserta dinyatakan lolos seleksi Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) 2020.

“Peserta yang lulus 167.653 orang. Kalau dipersentasikan jumlahnya 23,87 persen dari keikutsertaan peserta sebanyak 662.404,” kata Ketua Tim Pelaksana LTMPT, Mohammad Nasih dalam konferensi pers daring, Jumat (14/8).

Nasih menjelaskan, bahwa tingkat kelulusan ini berdasarkan kategori masing-masing peserta. Mulai dari peserta reguler, peserta Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) hingga peserta disabilitas.

“Peserta reguler atau yang non KIP-K yang lolos sebanyak 123.099 orang, dari total 546.370 peserta. Jumlah ini setara dengan persentase 22,53 persen,” ujarnya.

Sedangkan peserta KIP-K yang lolos, kata Nasih, sebanyak 44.554 orang, dari total 156.050 pendaftar. Dengan begitu, persentase kelulusan peserta KIP-K ini mencapai 28,55 persen.

Adapun pendaftar yang di Politeknik (Poltek) yang ikut serta SBMPTN, dari 1.453 pendaftar yang lulus sebanyak 638 peserta atau 43,91 persen.

“Ini juga menggembirakan. Karena mereka yang awalnya di SMK, maka orientasinya harus diarahkan di poltek-poltek yang ada,” ucapnya.

Sementara itu, lanjut Nasih, pendaftar dari paket C yang keselruhannya berjumlah 1.282 pendaftar, terdapat 203 peserta atau 15.83 persen dinyatakan lolos UTBK-SBMPTN.

“Sedangkan pendaftar yang merupakan kawan-kawan disabilitas, keseluruhan 531 peserta disabilitas, diterima 83 peserta, sehingga persentasenya 15,63 persen,” imbuhnya.

Nasih meminta, para pelajar agar tidak kecewa jika tidak lolos SBMPTN. Menurutnya, tidak lolosnya peserta juga mengingat daya tampung perguruan tinggi yang terbatas.

“Jangan pakai perasaan soal diterima atau tidak karena kalau pakai perasaan justru akan menyiksa diri sendiri,” katanya.

Nasih menuturkan, berdasarkan catatan panitia, selisih deviasi nilai para peserta ujian tahun ini terbilang cukup tipis yang hanya berada pada angka desimal. Bahkan, tidak jarang ada nilai yang sama di antara para peserta.

“Artinya ada homogenitas dari nilai para peserta dalam arti nilai mereka kurang lebih sama, selisih nol koma sekian saja,” imbuhnya.

Menurut Nasih, minimnya deviasi nilai itu mengindikasikan bahwa kualitas dari lulusan SLTA dan tes yang telah dijalankan berlangsung valid dan reliabel.

“Hanya saja, tentu ada beberapa peserta yang kurang beruntung dan tidak lolos seleksi,” ujarnya.

Nasih juga meminta, setiap peserta harus berlapang dada dan menerima kenyataan kalau ada orang lain yang memang memiliki kemampuan lebih berdasarkan nilai.

“Peserta yang tidak lulus bukan sesungguhnya tidak pintar, mengingat tipisnya selisih nilai di antara mereka. Peserta yang tidak lolos seleksi dikarenakan daya tampung perguruan tinggi yang terbatas,” tuturnya.

Senada, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga meminta bagi peserta yang belum diterima diharapkan tidak patah semangat. Khusus peserta yang dinyatakan diterima di perguruan tinggi yang dituju diucapkan selamat.

“Selamat bagi yang diterima dan yang belum diterima jangan patah semangat karena jalur SBMPTN bukan satu-satunya jalur masuk perguruan tinggi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam.

Nizam mengatakan, masih ada jalur seleksi lainnya yang bisa diikuti untuk masuk perguruan tinggi baik negeri dan swasta. Menurutnya, kegagalan jangan sampai membuat semangat menurun.

“Pintu meraih cita-cita itu selalu terbuka lebar, kalau sekarang belum berhasil, itu batu ujian, bisa untuk di kesempatan berikutnya semangat dan optimistis dan terus belajar dan menjaga kesehatan,” tuturnya.

Sementara itu, Sekjen Kemendikbud Ainun Na’im menambahkan, bahwa hasil seleksi jalur SBMPTN ini tidak menghentikan langkah pelajar pelajar yang ingin meneruskan pendidikan.

“Masih ada kesempatan lebih lanjut tidak hanya di perguruan tinggi negeri, tapi juga perguruan tinggi swasta, kementerian juga memastikan kualitas di PTN maupun PTS,” katanya.

Ainun juga mengimbau, kepada perguruan tinggi negeri lain yang akan melaksanakan proses seleksi mahasiwa jalur lain agar tetap memperhatikan efisien, efektifitas serta keselamatan.

“Pelaksanaan seleksi jalur SBMPTN ini bisa menjadikan acuan. Sehingga skor UTBK masih bisa memungkinkan bersama dengan variabel lain,” pungkasnya. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images