iklan Petugas melakukan penguburan gajah Yanti yang mati pada 8 Oktober lalu. (inzert) tim medis melakukan nekropsi terhadap gajah yanti.
Petugas melakukan penguburan gajah Yanti yang mati pada 8 Oktober lalu. (inzert) tim medis melakukan nekropsi terhadap gajah yanti. (Hafiz / Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI – Misteri kematian gajah Yanti, salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mulai terjawab.

Dalam konperensi pers Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan, UPTD Taman Satwa Taman Rimbo Jambi (9/10), dijelaskan gajah berusia 38 tahun ini mati dugaannya karena tetanus.

“Dugaan sementara satwa gajah mati disebabkan oleh tetanus. Namun untuk mengetahui penyebab kematian maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bagian– bagian organ jantung, hati, ginjal, isi lambung, paru dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi,” kata Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh yang didampingi drh. Wisnu Wardana selaku dokter yang menangani gajah.

Gajah ini meninggal pada 8 Oktober. Kata Rahmad berdasarkan hasil Nekropsi sementara adanya pendarahan di otot jantung, lalu ada penebalan ventrikel di otot jantung serta adanya pembengkakan pada organ hati.

“Kondisi gajah Yanti dilihat dari body condition score baik dengan nilai 3,2 (range nilai 1–5). Perilaku normal dan kesejahteraan bagus. Tampak sehat tidak gejala sakit atau keluhan apapun. Sampai dengan hari Selasa tanggal 6 Oktober 2020,” ujarnya.

Menurut dokter hewan yang menangani, Drh Wisnu Wardana mengatakan, ini merupakan sakit yang luar biasa. Dijelaskan Wisnu, hasil nekropsi sementara ditemukan adanya pendarahan pada otot jantung, ada penebalan ventrikel di otot jantung, adanya pembengkakan pada organ hati.

"Dugaan sementara satwa gajah mati disebabkan oleh racun dari tetanus," sebut Wisnu. (aba/mg9)


Berita Terkait



add images