TAK banyak pemuda asal Kerinci yang bisa sukses menempuh pendidikan Teknik di Luar negeri, apa Lagi untuk gelar Ph.D (Doktor). Dari yang sedikit itu kebanyakan mengambil jurusan Sosial, Ekonomi, atau Hukum. Banyak kendala yang dihadapi, namun karena semangat pantang menyerah yang tinggi, plus dorongan motivasi dari Sang lbu, membuat Ir. Nicco Plamonia, MT., M.Sc, Ph.D, melalui itu semua dengan gilang gemilang.
PIRMA SATRIA, JAMBI
KESENJANGAN Pendidikan antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa begitu kentara di medio tahun 2000-an. Termasuk juga kesenjangan pendidikan antara Kota Provinsi (Jambi) dengan Kabupaten Kerinci. Terlebih lagi untuk Kecamatan Gunung Kerinci yang berada di ujung dari Kabupaten yang sedikit sekali tersentuh pembangunan.
Namun, Nicco, pemuda asli Kecamatan Mukai Mudik berhasil menyelesaikan pendidikannya S2 dan S3 -nya di University of Twente, Belanda. Universitas Teknik dengan peringkat terbaik ke-82 untuk bidang Teknik dan Teknologi versi Times Higher Education World University Rankings 2016. Tidak hanya itu, sebagai Awardee Pertama (PK-1) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), S2 dan S3-nya dibiayai penuh oleh LPDP - Kementrian Keuangan.
Terlahir 37 tahun lalu di kecamatan Gunung Kerinci, dari keluarga yang sangat sederhana dengan Ibu yang berprofesi Guru SMP dan Ayah yang hanya Pegawai Tata Usaha kehidupan ekonomi keluarga terasa sangat sulit. "Beberapa kali seingat saya, saya pernah makan nasi dan garam," jelas Nicco. “Waktu itu kondisi keluarga sulit sekali, diperparah dengan kondisi keluarga dari bapak dan ibu saya tidak ada yang datang membantu," tambahnya.
Bapak satu anak ini mengakui, semangat dari ibunya lah yang menginspirasi agar tidak menyerah dengan keadaan. "Saya ingat dulu emak menyemangati agar jalan masih panjang, kalo kamu nyerah disini masih ada puluhan tahun di masa depan yang kamu sia-siakan," ujar Nicco menirukan ucapan Sang lbu, puluhan tahun silam. “Pesan ibu saya mungkin biasa saat ini, namun pada waktu itu, nasehat Ibu saya hampir tidak bisa dilaksanakan.” Tidak bisa dilaksanakan karena “semua lini kehidupan sangat transaksional, suap menyuap untuk mendapatkan pekerjaan, suap menyuap untuk masuk sekolah bagus, dan seterus nya..”
Seluruh pendidikan dasar sampai SMA-nya ia selesaikan di Kerinci.Proses pendidikan dilakukan dengan disiplin yang tinggi dan kerja keras, karena menurut Nicco, "Tanpa disiplin tidak akan ada hasil, apalagi menyerah dengan keadaan, tetaplah bekerja keras," katanya.
Padatahun Agustus 2000, Nicco diterima di Jurusan Kelautan - Universitas Diponegoro, sebuah Universitas Negeri yang ada di Semarang. Minat terhadap Mekanika Fluida dan Hidrodinamika saluran terbuka (Open Channel) mulai tumbuh di Kampus yang berada di Jawa Tengah ini. Pendidikan sarjana diselesaikan dengan baik dan tepat pada bulan Maret 2005, Nicco menyelesaikan gelar Sarjana Teknik-nya. Sempat bekerja sebagai asisten dosen April 2005 sampai Desember 2005. Tepat 1 Januari 2006, Nicco dikontrak sebagai Peneliti di SEACORM, Jembrana, Bali. SEACORM adalah sebuah Lembaga yang bentuk oleh ASEAN untuk penelitian mengenai kelautan. Pada saat di Bali inilah, ia terlibat dalam berbagai proyek besar, seperti Jembatan Suramadu, Dermaga Nusa Penida- Bali, dan diperbantukan selama sepuluh bulan dalam penanganan Lumpur Lapindo Sidoardjo-Surabaya.
Setelah bekerja selama tiga tahun, Nicco bertemu dengan Prof. Arwin Sabar, seorang guru besar Teknik Sipil dan Lingkungan pada lnstitut Teknologi Bandung. Dapat dikatakan bahwa perkenalannya dengan Prof Arwin inilah yang mempengaruhi karir Nicco selanjutnya. Prof. Arwin Sabar menawari Nicco untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 sekaligus membantu Prof. Arwin sabar di Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Air-lnstitut Teknologi Bandung. Tawaran yang kemudian diambilnya karena keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.
Sejak 1 Juni 2008, Nicco terlibat dalam mendesain jaringan perpipaan air baku diKalimantan, Pulau Bangka, dan mempublikasikan hasil penelitiannya di media nasional. Pendidikan Magister Tekniknya diselesaikan sampai tanggal 10 Oktober 2010. Berkat rekomendasi Prof. Arwin Sabar pula, Nicco diterima sebagai pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi DKI Jakarta "PAM JAYA". "Prof. Arwin Sabar memberikan saya kesempatan dan memanusiakan saya," ungkapnya."Berasal dari keluarga yang serba kekurangan bukanlah halangan, menjadi pribadi yang baik Lebih penting, di situ terbentuklah jaringan, dari jaringan terciptalah kesempatan," tambahnya.Untuk melengkapi ilmu nya dalam bidang hidrolika perpipaan, pada tahun 2010 nicco mengambil kuliah Sarjana Teknik yang kedua di Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pancasila, sebuah universitas swasta di Jakarta. Kenang Nicco yang disampaikan melalui surat elektronik, Sabtu (10/10).
Selama 3 tahun bekerja, Nicco terlibat di berbagai proyek pemasangan perpipaan di lbukota Jakarta, pembuatan lnstalasi Pengolahan Air Minum, Pengelolaan aset PDAM. Bekerja di PAM JAYA menambah pengalaman dalam terapan di bidang hidrolika saluran tertutup. Tepat pada bulan Juni 2013, Nicco berhasil mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Doktoral ke berbagai Universitas bergengsi di dunia. Peluang berasal dari Lembaga Pengelolaan Dana PendidikanKementrian Keuangan (LPDP).LPDP membuka kesempatan bagi putra putri Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dengan beasiswa penuh.
Nicco diterima di tiga universitas berbeda yaitu University of Twente - Netherland, University of Melbourne - Australia, dan Florida lnstitue of Technology - USA. Namun ia akhirnya memilih University of Twente - Netherland karena bidang water engineering-nya sudah menjadi tradisi penduduk disana dan tentunya peringkatnya masuk top 100 universitas (peringkat 82) di dunia.Nicco mengakui, perjalanan memulai S3 tidaklah mudah, untuk kedua kalinya, ia mengalami berbedanya kualitas pendidikan dalam negeri dengan Uni Eropa. Pihak University of Twente meminta Nicco untuk mengikuti program matrikulasi Pendidikan S2 yang sudah dilaluinya di lnstitut Teknologi Bandung selama satu tahun.
Sejak tanggal 3 Desember 2013 praktis perkuliahan doktoral tidak bisa dimulai karena harus menyelesaikan matrikulasi pendidikan S2 terlebih dahulu.Tepat tanggal 3 Desember 2014. Nicco menyelesaikan Matrikulasi S2-nya dengan mengondol gelar Master of Science (M.Sc) dalam bidang Teknik Sipil. Sejak 3 Desember2014, sebagai mahasiswa Doktoral dan diberikan kesempatan selama satu tahun untuk menulis proposal Disertasi."Pengalaman yang sulit mengejar ketertinggalan sebelum Proposal Disertasi saya disetujui oleh Profesor saya di Belanda,'' katanya.
Pada tanggal 3 Desember 2015, Nicco resmi menjadi kandidat Doktor dengan mempertahankan proposal yang berjudul "Improving the Coverage Area of Drinking Water Provision by Using Build Operate and Transfer Investments in Indonesia." An Institutional Analysis. Dalam bahasa indonesia judul penelitian diatas dapat diterjemahkan verbatim sebagai berikut "Mengembangkan cakupan pelayanan air minum perpipaan dengan menggunakan pembiayaan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta" sebuah tinjauan kelembagaan..
Disertasi ini berangkat dari keinginan untuk mengembangkan cakupan pelayanan air minum perpipaan dengan menggali berbagai sumber pendanaan."Kita selalu menyepelekan infrastruktur yang satu ini dibandingkan jalan dan Listrik misalnya. Padahal dengan minum air yang sehat anakanak kita akan Lebih sehat, pintar dan Lebih produktif Lagi di masa depan.Air sumur dan air galon, kata Nicco, tidak dapat dikontrol kualitasnya. Padahal konsumsi air galon yang dibeli oleh masyarakat menghabiskan hampir sepertiga dari penghasilan perbulan yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan Lain. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk setiap kubik air gallon hanya memperkaya pemilik modal besar. Sedangkan air perpipaan akan menambah pemasukan daerah melalui PDAM.
Penyediaan air minum perpipaan adalah kunci untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia, Jam bi pada khususnya. Dengan akses terhadap air minum perpipaan, pemerintah membantu masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi rumah tangga dengan membeli air botolan, menyediakan infrastruktur dasar agar generasi mendatang dapat minum air dengan kualitas baik. Meminum air dengan kualitasbaik ini sangat penting bagi kesehatan, meningkatkan produktifitas generasi kedua dan generasi ketiga. Tidak ada kota kota nesar di negara maju yang tidak menyediakan air perpipaan yang dapat diminum untuk rakyatnya.
"Bagi saya pendidikanS3 penting, berkontribusi kepada masyarakat sama penting-nya. Jembatanya adalah penelitian dengan subjek yang mendukung pembangunan, seperti air minum perpipaan," jelasnya.
Cakupan pelayanan air minum kita, katanya, masih sangat rendah. Kata Jambi misalnya, pada tahun 2015 hanya melayani 61 % jumlah penduduk Kata Jambi. Sedangkan PAM JAVA hanya melayani penduduk Jakarta sebanya 62%. Permasalahannya komplek, sosial, teknis, air yang disalurkan tidak dapat diminum secara Langsung sehingga kalah oleh air galon yang katanya dapat diminum.
Sebaliknya di Belanda, air perpipaan yang dapat diminum mencapai 100% dan terbukti mengurangi pengeluaran dan menyiapkan generasi masa depan yang Lebih baik.
Apakah kita terlambat untuk memulai? Harus dimulai, bagaimana pun penyediaan air minum perpipaan tidak hanya meringankan beban masyrakat yang menghabiskan sepertiga penghasilannya untuk membeli air gallon setiap bulan.
"Menyiapkan generasi kedua yang Lebih sehat dan cerdas tentu dilakukan dari sekarang, dilakukan dengan menjamin apa yang mereka minum," katanya.
Mengakhiri tulisan ini, Nicco Plamonia adalah salah satu contoh putra kerinci, Putra Provinsi Jambi yang berusaha berkontribusi dan menginspirasi pembaca agar tidak menyerah dengan keadaan, tetap berusaha apapun Latar belakang keluarga kita dan tetap berkontribusi untuk masyarakat dari Lingkungan terkecil.(*)