iklan FOTO: FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK.
FOTO: FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK.

Menurut dia, faktor utama harga cabai rawit merah tinggi karena kurangnya pasokan. Lantaran para petani berhenti memproduksi sebab empat bulan lalu harga cabai rawit merah sempat jatuh harganya.

“Biasanya begitu ritme petani, kalau jatuh harganya mereka tidak mau tanam lagi. Di sinilah letak bukti bahwa kementerian tidak aktif dalam melakukan upaya mendorong agar produksi tetap aman,” ucapnya.

Naiknya komoditas harga cabai, sebelumnya telah diprediksi Kementerian Pertanian. Kepala Bidang Harga Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi memperkirakan kenaikan harga cabai akan terus terjadi hingga Januari 2021 mendatang. Pihaknya pun melakukan sejumlah antisipasi untuk meminimalisasi tren kenaikan yang akan terjadi.

“Apa yang harus dilakukan? Identifikasi wilayah dengan cepat. Wilayah-wilayah yang cenderung harganya naik harus disuplai dari daerah lain yang sedang panen atau punya produksi banyak,” kata Inti.

Inti memastikan, kenaikan harga komoditas seperti cabai murni karena ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Bukan karena adanya penimbun harga yang sengaja menahan stok agar harga menjadi naik.

“Tidak mungkin pedagang menimbun karena itu barang cepat rusak, pedagang juga tidak punya fasilitas gudang pendingin. Oleh karena itu, pemerintah harus yang harus bergerak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Cadangan Pangan, BKP Kementan, Maino Dwi Hartono mengatakan Kementan juga melakukan operasi pasar cabai lewat Pasar Mitra Tani di Jakarta dan Bogor. Itu dilakukan lantaran harga cabai cenderung mengalani kenaikan di dua lokasi tersebut. (din/fin)


Sumber: Fin.co.id

Berita Terkait



add images