JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Muhammad Mutawally Assidiqi (25), nama pemuda asal Merangin, Jambi itu mendadak viral beberapa pekan terakhir di Tanah Air. Penyebabnya, ia nekad berangkat ke Turki melamar pujaan hatinya Edanur Yaldis perempuan asli Turki, meski hanya komunikasi lewat dunia maya.
ANDRI BRILLIANT AVOLDA, Kota Jambi
KERAS dan panjang perjuangan yang harus dilalui Muhammad Mutawally Assidiqi beserta keluarganya untuk mewujudkan pernikahan dua negara. Wally, begitu ia disapa, asal Indonesia dan Edanur Yaldis perempuan asli Turki.
Ermawati (47) ibunda wally bersama sang adik Ikrom Mulhadi Assidiqi yang ditemui Jambi Ekspres (15/2) di kafe milik mereka di kawasan Mendalo Muaro Jambi memaparkan pahit getirnya perjuangan yang harus dilalui Wally dan keluarga sebelum berangkat ke Kota Bursa kediaman Edanur di Turki.
Ermawati tak kuasa menahan tangis saat menceritakan perjuangan mereka. Mulai dari hinaan tetangga di kampung Rantau Alai Merangin.
"Para tetangga menyebut untuk apa menikah jauh, ekonomi saja susah, profesi bapak hanya guru honorer di pesantren lebih baik memperbaiki rumah tua dari pada modal nikah dengan orang luar," kenang Ermawati sambil menangisi hinaan tetangganya.
Untuk restu Ermawati mengatakan sangat merestui dan ikhlas. "Kalau jodohnya di situ, kami merestui," ujar istri dari M Sidiq ini.
Ikrom menjelaskan lebih rinci kisah keduanya. Ia mengisahkan awal perkenalan kedua sejoli ini pada 2018. Saat itu Wally masih bekerja di Semen Padang, awal melihat Edanur melalu akun Instagramnya. Lalu dilanjutkan dengan chat melalau WhatsApp.
Ikrom mengakui sang kakak memang sedari kecil cinta terhadap Turki. Dan sebaliknya Edanur juga menyimpan kekaguman pada Indonesia khususnya daerah Aceh. "Keduanya saling merespon dan dilanjutkan dengan pacaran, hingga sering video call lewat WA," kata Ikrom.
Perjalanan cinta mereka berlanjut saat Edanur ada kesempatan mengunjungi Aceh, namun karena berbagai kendala mereka tak bisa bersua pada 2019.
Wally juga berniat ingin berangkat ke Turki pada awal 2021. Namun, lantaran di Turki musim dingin Wally tak kuasa kesana karena memiliki penyakit asma yang anti dengan cuaca dingin.
Niatan berkunjung kedua untuk meminang kekasih hati lalu muncul pada November 2020. Tetapi lagi-lagi karena tiket pesawat mahal, wally harus memupus niatnya.
Hingga akhirnya pada Januari 2021 kesempatan datang lagi saat ada promo tiket pesawat ke Turki. Saat itu Wally mengantongi uang Rp12 juta, sedangkan tiket pesawat senilai Rp8 juta, yang dinilai pas untuk modal ke luar negeri.
Ujian belum berhenti. Bahkan bisa dibilang ujian sesungguhnya dimulai disini. Wally berangkat pada 16 Januari dari Bandara Jambi ke Jakarta, momen ini awalnya manis, diabadikan Ikrom melalui aplikasi Tiktok Ikrom dan ternyata mendapatkan respon dan dukungan dari masyarakat.
Celakanya pada 17 Januari setiba di Jakarta dan hendak berangkat ke Turki Wally dinyatakan positif Covid-19. Penyakit pandemi ini akhirnya memupus rencana lamaran (hikbah) tanggal 21 Januari dan harus diundur. "Walhasil abang harus karantina 10 hari di Jakarta hingga dinyatakan sembuh. Saat sembuh abang harus cari kos-kosan murah untuk menghemat biaya," ucap Ikrom lagi.
Tuhan kembali menguji kesabaran Wally, tatkala dana mulai menipis Rp1,2 juta, malah kartu ATMnya tertelan, dan tak bisa ambil uang. Buku tabungan yang tinggal di Jambi pun akhirnya dikirimkan melalui jasa pengiriman.
Lalu tiba waktunya jadwal berangkat Wally pada 1 Februari. Betapa terkejutnya ia saat di bandara petugas bandara sempat menyatakan ia positif Covid-19. Sontak, mendengar pernyataan petugas Wally lunglai dan hampir pingsan. Namun beruntungnya kali ini nasib baik berpihak kepadanya, itu merupakan hasil lama, dan setelah diperbaharui petugas bandara meminta maaf dan menyatakan hasil terbaru Wally sudah negatif Covid-19.
"Bang Wally modal ke Turki sudah beli buah naga dan salak sebagai oleh-oleh karena disana tidak ada buah sejenis itu, dan yang tersisa modal bang Wally ke Turki memang hanya Rp200 ribu saja," aku Ikrom dengan mata berkaca.
Setibanya di Turki, setelah 2,5 tahun membina hubungan tanpa pertemuan nyata, Wally langsung disambut keluarga Edanur bak raja. Ibunda sang pacar lalu memeluk Wally, dan sang ayah sempat memuji Wally bahwa ia lelaki yang baik. "Bapak Eda menyebut Wally ini lelaki yang baik, dan diperlakukan dengan sangat baik saat tiba di sana," ujar Ikrom.
Berlanjut pada acara yang ditunggu-tunggu yakni acara hikbah (lamaran) pada tanggal 5 Februari. Dan acara berjalan sesuai rencana. Momen ini terus diabadikan Ikrom melalui Tiktok dengan merangkaikan kisah cinta dan perjuangan keduanya.
Perjuangan berbuah manis, tatkala ada wartawan Turki yang mewawancarai pasangan ini dan disiarkan dalam tujuh bahasa negara berbeda. "Kejadian ini menjadi berita terhangat disaat itu di Turki," kata Ikrom.
Lamaran sudah dilakukan, tapi Ikrom dan ibunda mengatakan untuk pernikahan akan dilakukan segera. Tak bisa langsung menikah karena ada tradisi yang harus dilakukan di Turki sebelum menikah.
Wally direncanakan akan pulang pada 21 Februari sesuai tiket pesawat pulang-pergi yang telah dibelinya. Bahkan ada juga rencana Edanur dan keluarga akan menyusul bersama wartawan disana untuk melakukan lanjutan peliputan mereka. (*)