iklan

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK - Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), masih terbilang normal.

Namun, pihak BPBD Tanjabtim tetap melakukan pemantauan dengan menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memantau potensi yang dapat munculnya titik hotspot di wilayah Kabupaten Tanjabtim.

"Kami telah melakukan kegiatan pemantauan potensi munculnya hotspot dan mengintensifkan TRC BPBD dalam melakukan kegiatan patroli melihat lokasi ditemukannya titik hotspot," kata Kepala BPBD Tanjabtim, M. Jakfar melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Indra S Gunawan.

Untuk lebih mengantisipasi hal itu, pihaknya akan memetakan kekuatan personel dan peralatan. Pihaknya juga akan turun ke para pelaku usaha perkebunan yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu untuk mengecek kesiapan kanal, embung dan regu Damkar perusahaan.

"Pada bulan April dan Mei, kita akan memasuki kondisi siaga. Langkah-langkah yang akan dilakukan yakni koordinasi antara Kodim, Polres serta Manggala Agni untuk pembagian klaster perusahaan seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.

Indra menjelaskan, pihaknya juga telah mengintensifkan kegiatan mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang bersifat lintas sektoral. Nanti pihaknya akan melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang sangat potensi terjadi Karhutla berdasarkan data empirik tahun 2020.

"Kegiatan itu meliputi sosialisasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan pada bulan Maret dan April di Tujuh kecamatan yang sangat berpotensi terjadi karhutla. Yakni Kecamatan Sadu, Nipah Panjang, Berbak, Rantau Rasau, Dendang, Mendahara dan Kecamatan Mendahara Ulu," jelasnya.

Bukan hanya itu, langkah lain yang dilakukan yaitu patroli dan pemantauan serta pengendalian ketersediaan air pada setiap kanal, parit dan embung yang akan kami laksanakan bersama unsur TNI, Polri, serta relawan-relawan desa dan MPA yang ada di  masing-masing desa.

"Setiap perusahaan wajib menyediakan sumber air untuk kesiapan kita menghadapi karhutla 2021," sebutnya.

Karena berdasarkan data dari tahun 2015 sampai 2019, setelah dilakukan kroscek, memang hanya di Tujuh kecamatan itulah yang sering terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sebab, di Tujuh kecamatan itu memang mempunyai lahan gambut, lahan perkebunan dan lahan hutan-hutan, baik itu hutan taman nasional ataupun HGU.

"Untuk wilayah gambut terluas di Tanjabtim berada di Kecamatan Dendang dan Sadu," tukasnya. (lan)

 


Berita Terkait



add images