Di Zoom kemarin itu, Dr Mo mengakhiri sesi dengan nada tinggi. Itu karena Dr Anthony Tjio, orang Indonesia yang di Mayo Clinic Amerika, tidak setuju pada pengobatan konvalesen. “Bisa menularkan banyak penyakit,” kata Anthony –yang kelihatannya paling tua di antara kami. Bahkan ia mengatakan, di Tiongkok jutaan orang tertular HIV akibat konvalesen. Saya pun mencari data itu di Tiongkok: belum ketemu.
Dr Mo menaikkan nada suaranyi. “Mungkin Indonesia ini dinilai masih begitu mundurnya, tidak bisa membersihkan plasma dari berbagai penyakit,” komentar Dr Mo. “Cuci plasma itu makanan saya sehari-hari,” tambahnyi. “Kalau transfusi plasma konvalesen digambarkan seperti itu, berarti kemampuan PMI sebagai bank darah juga diragukan,” kata Dr Mo. “Saya tidak ingin Indonesia dilihat dengan sebelah mata,” tambah Dr Mo.
Untunglah Zoom tiap Senin malam itu selalu dicampur lagu. Terutama ”Lilin-lilin Kecil” ciptaan James Sundah. Yang dinyanyikan secara bergantian via virtual. Suasana tegang pun bisa mendadak mencair lagi.
Yang dapat giliran tampil kemarin malam adalah tim perawat RSI –Rumah Sakit Immanuel, Bandung.
Para perawat itu tidak hanya bisa jadi lilin-lilin kecil di kegelapan Covid, tapi juga jadi lilin-lilin besar di dunia tarik suara. (*)